Pertumbuhan dan perkembangan hasil konsepsi
1.
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN EMBRIO
Embrio berkembang dengan
cepat setelah terjadi implantasi. Garis primitif neural (neural primitif
streak) berkembang mingkku ke dua setalah fertilisasi, pada minggu ketiga
jantung janin berkembang dan bersambung dengan suatu sistem vaskular primitif,
pada minggu ke empat sudah terbentuk usus, dan pada minggu ke enam suatu sinus
urogenital sudah terbentuk. Pada minggu ke tujuh setelah fertilisasi,
kebanyakan organ telah terbentuk dan embrio tersebut menjadi janin.
Nutrisi Janin:
Pertumbuhan janin
ditentukan oleh banyak faktor, baik genetik maupun lingkungan. Dari faktor
lingkungan, perfusi plasenta dan fungsi plasenta yang adekuat sangat penting.
Status gizi ibu bukan merupakan faktor yang membatasi kecuali pada kasus-kasus
kelaparan yang ekstrim, meskipun kekurangan gizi mungkin disertai dengan anemia
dan dapat menyebabkan berat badan lahir rendah.
Janin yang terbungkus oleh
kantong pelindung amnion dan relatif tanpa bobot, memanfaatkan kebanyakan
suplai energi untuk pertumbuhan. Energi ini terutama berasal dari glukose.
Hanya sejumlah kecil lemak, sebagai asam lemak bebas, melintasi plasenta sampai
akhir trimester ketiga. Setiap kelebihan karbohidrat setelah pertumbuhan dan
kebutuhan metabolik terpenuhi diubah menjadi lemak, konversi ini meningkat
menjelang genap bulan (term).
Dari umur kehamilan ke-
30, hati janin semakin telah efisien dan mengubah glukose menjadi glikogen,
yang disimpan didalam otot jantung, otot skeletal, dan plasenta janin. Apabila
terjadi hipoksia, janin dapat memperoleh energi dari simpanan ini.
Asam lemak bebas dibentuk
dan di simpan didalam jaringan adiposa coklat dan putih. Lemak coklat disimpan
di sekeliling leher janin dan belakang skapula, sternum dan sekeliling ginjal.
Lemak ini di metabolisir untuk menyediakan energi untuk mempertahankan suhu
tubuh bayisetelah lahir. Jaringan adiposa putih membentuk lapisan subkutan pada
tubuh janin cukup bulan, tetapi pada bayi kurang bulan lapisan ini tipis. Lapisan
ini sebagai insulator dan penyimpan lemak. Simpanan lemak pada janin seberat
800 gram (umur kehamilan 24-26 minggu) hanya 1% dari berat badannya, pada
minggu ke-35 mencapai 15 % berat badan janin. Karena plasenta membersihkan
bilirubin dan produk metabolik lain dari darah yang memerlukan aktivitas
transferase, hati janin (dan neonatus) kekurangan tranferase tertentu.
Akibatnya adalah, jika defisiensi ini tidak ditanggulangi pada masa neonatus
dini, bilirubin akan menumpuk didalam darah neonatus, dengan akibat penyakit
hemolitik pada neonatus.
Asam amino melintasi
plasenta dengan transfer aktif dan diubah menjadi protein. Sintesis protein
lebih besar dari pada pemecahan protein dan janin menggunakan beberapa asam
amino dari pemecahan ini untuk sintesis kembali.
Janin juga mensintesis
suatu protein spesifik, alfafetoprotein (AFP) di dalam hati. Kadar AFP mencapai
puncak antara umur kehamilan ke-12 dan ke-16, setelah itu menurun hingga genap
bulan (term). Protein ini disekresi dalam urine janin dan ditelan oleh janin
untuk di pecah di dalam ususnya. Jika janin tidak dapat menelan, seperti pada
anensefali, kadar AFP di dalam cairan amnion meningkat.
2.
STRUKTUR DAN FUNGSI AMNION
Jumlah air ketuban (likuor
amnii) antara 1000 sampai 1500 ml pada kehamilan aterm. Berat jenisnya antara
1,007 sampai 1,008. Likuor amnii terdiri dari 2,3% bahan organik (protein,
vernik kasiosa, rambut lanugo, zat lemak, lesitin dan spingomielin) dan 97%
sampai 98% bahan organik (air garam yang larut dalam air). Peredaran cairan ketuban
sekitar 500 cc/jam atau sekitar 1% yang ditelan bayi dan dikeluarkan sebagai
air kencing. Bila akan terjadi gangguan peredaran air ketuban menimbulkan akan
hidramnion yaitu jumlah cairan ketuban melebihi 1500 ml. Hidramnion dijumpai
pada kasus anencefal, spinabifida, agenesis ginjal, korioangioma plasenta.
Air ketuban
dapat dipergunakan sebagai bahan penelitian untuk:
- Menentukan jenis kelamin
- Kematangan paru-paru
janin
- Golongan darah
- faktor rhesus
- Kelainan kongenital
lainnya
Fungsi air
ketuban:
- Memberikan kesempatan
perkembangan janin dengan bebas ke segala arah
- Menyebarkan tekanan bila
terjadi trauma langsung
- Sebagai penyangga
terhadap panas dan dingin
- Menghindari trauma
langsung terhadap janin
2. Saat
inpartu
- Menyebarkan kekuatan his
sehingga serviks membuka
- Membersihkan jalan lahir
karena mempunyai kemampuan sebagai desinfektan
- Sebagai pelicin saat
persalinan.
3.
STRUKTUR, FUNGSI DAN SIRKULASI TALI PUSAT
Plasenta
berbentuk bundar dengan ukuran 15 cm x 20 cm dengan tebal 2,5 sampai 3 cm.
Berat plasenta 500 gram. Talipusat yang menghubungkan plasenta panjangnya 25
sampai 60 cm. Tali pusat terpendek yang pernah dilaporkan 2,5 cm dan terpanjang
200 cm.
Plasenta terbentuk sempurna pada minggu ke-16 dimana desidua parietalis
dan desidua kapsularis telah menjadi satu. Sebelum plasenta terbentuk sempurna
dan sanggup untuk memelihara janin, fungsinya di lakukan oleh korpus luteum
gravidarum. Saat nidasi vili korialis mengeluarkan hormn korionik gonadotropin
sehingga korpus luteum dapat bertahan. Implantasi plasenta terjadi pada fundus
uteri depan atau belakang. Fungsi plasenta dapat dilaksanakan melalui sirkulasi
retroplasenter dengan terbukanya arteri spiralis dan vena di dasar desidua
basalis. Di bagian tepi plasenta terdapat ruangan agak lebar sebagai penampung
sementara darah sebelm masuk menuju sirkulasi darah ibu.
Sirkulasi
retroplasenter terjadi karena aliran darah arteri spiralis dengan tekanan 70 mm
Hg sampai 80 mmHg, sedangkan tekanan darah pada vena di dasar desidua basalis 20
mm Hg sampai 30 mmHg. Aliran arteri seolah-olah tegak lurus untuk mencapai plat
korionik dibagian plasenta fetalis dalam ruangan intervili.
Dengan
perbedaan tekanan tersebut terjadi aliran darah yang memberikan kesempatan luas
pada vilikorialis untuk melakukan pertukaran nutrisi. Di samping itu vili
korealis bergerak-gerak karena aliran darah ibu dan terjadi kontraksi ringan
memberikan peluang untuk makin sempurnanya pertukaran nutrisi.
Fungsi plasenta:
Plasenta merupakan akar janin untuk menghisap nutrisi dari ibu dalam
bentuk O2, asam amino, vitamin, mineral, dan zat
lainnya ke janin dan membuang sisa metabolisme janin dan CO2.
Fungsi plasenta di jabarkan sebagai berikut:
a.Sebagai alat nutritif untuk mendapatkan bahan yang diperlukan untuk
pertumbuhan dan perkembangan janin.
b.Sebagai alat pembuangan sisa metabolisme
c.Sebagai alat pernafasan dimana janin mengambil O2 dan membuang CO2.
d.Menghasilkan hormon pertumbuhan dan persiapan pemberian ASI
e.Sebagai alat penyalur anti bodi ke tubuh janin
f.Sebagai barier atau filter
Penjelasannya:
a. Sebagai Nutritif
Penyalur bahan nutrisi dari ibu
ke janin dengan jalan:
1. Difusi.
Air dan bahan yang larut dalam
air, garam kalium dan natrium. Makin besar berat jenis bahan makin lambat
terjadi difusi.
2. Sistem enzimatik.
Prinsipnya bahan tersebut di
pecah dan selanjutnya di sintesis kebentuk aslinya dalam vili korialis.
Bahan yang mengalami
enzymatik:
- Protein di pecah menjadi
asam amino
- Lemak di pecah menjadi
asam lemak
- Hidrat arang dipecah
menjadi glukose
- Glikogen di pecah menjadi
fruktosa
- Vitamin dipecah menjadi
bentuk yang lebih kecil
- Obat-obatan.
3. Pinositosis
- Caranya seperti aktivitas amoben
- Bahan trsebut adalah immunoglobulin G dan albumin.
b. Ginjal, hati dan usus janin belum berfungsi dengan baik sebagai alat
pembuangan. Sisa metabolisme akan di buang melalui plasenta, yang akan
menghubungkan janin dengan dunia luar secara tidak langsung.
c. Sebagai alat pernafasan.
Dalam sirkulasi janin terdapat fetal
hemoglobin (f ) yang mempunyai afinitas tinggi terhadap O2 dan sebaliknya mudah melepaskan CO2 melalui sistem difusi
dalam plasenta. Dengan adanya perbedaan afinitas tersebut, plasenta dapat
menjalankan fungsinya sebagai alat pernafasan. Makin tua kehamilan semakin
tinggi konsentrasi adult hemoglobin (A) sebagai persiapan bernafas melalui
paru-paru pada saat kelahiran.
d. Penghasil Hormon.
Hormon yang di keluarkan
plasenta adalah: korionik gonadotropin, korionik somatomaatropin (plasenta
laktogen), estrogen dan progesteron, korionik tirotropin, relaksin.
e. Alat penyalur anti bodi
Janin mempunyai kekebalan
pasif sampai umur 4 bulan dan selanjutnya kekebalan tersebut berkrang. Anti
bodi yang dibentuk ibu melalui plasenta menyebabkan bayi kebal terhadap
infeksi. Anti bodi di salurkan melalui ASI sehingga kolostrum harus diberikan.
f. Sebagai barier
Sel trofoblast cukup kuat
bertindak sebagai barrier terhadap beberapa bakteri atau virus. Demikian juga obat
yang dapat membahayakan pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim,
dihalangi melalui plasenta. Beberapa obat yang berpengaruh terhadap janin prlu
dihindari seperti tetrasiklin (perubahan gigi, gangguan pertumbuhan tulang),
streptomisin (gangguan keseimbangan, gangguan pendengaran), preparat sulfa
(gangguan metabolisme billirubin, menimbulkan kernikterus ), dan obat-obatan
narkosa (mempengaruhi jantung dan pernafasan).
4. SIRKULASI DARAH FETUS
Sistem peredaran darah
janin berbeda dengan sistem peredaran darah orang dewasa karena paru-paru janin
belum berkembang sehingga O2 diambil melalui perantaraan plasenta. Oleh
karena itu, sistem peredaran darah janin ditentukan oleh faktor-faktor sebagai
berikut:
a. Foramen ovale antara kedua
atrium.
b. Duktus arteriosus Bothalli
antara arteri pulmonalis dengan aorta.
c. Duktus venosus Arantii di
dalam hepar menuju vena kava inferior.
d. Pada umbilikus terdapat
satu vena umbilikalis dan dua arteri umbilikalis.
Peredaran
darah janin berlangsung sebagai berikut:
a.
Darah yang kaya dengan nutrisi dan O2 dialirkan melalui vena
umbilikalis menuju hati, dimana terdapat duktus venosus Arantii, langsung
menuju dan masuk ke vena kava inferior lalu masuk keatrium kanan jantung janin.
b.
Dari atrium kanan janin sebagian besar darah masuk ke atrium kiri melalui
foramen ovale.
c.
Sebagian kecil darah dari atrium kanan masuk ke ventrikel kanan.
d.
darah yang masuk ke atrium kiri akan di pompa ke
ventrikel kiri dan dari ventrikel kiri dipompa masuk ke aorta dan selanjutnya
dialirkan ke seluruh tubuh janin.
e.
Cabang aorta di bagian bawah menjadi dua arteri
hipogastrika interna, yang mempunyai cabang arteria umbilikalis.
f.
Darah dari ventrikel kanan di pompa menuju paru-paru,
tetapi karena paru-paru belum
g.
berkembang maka darah yang terdapat pada arteri pulmonalis
di alirkan menuju aorta melalui duktus arteriosus Bothalli.
h.
Darah yang di alirkan mnju paru-paru akan dialirkan
kembali menuju jantung melalui venpulmonalis.
i.
Darah yang menuju plasenta melalui arteri Umbilikalis
terpecah menjadi kapiler untuk mendapatkan nutrisi dan O2 untuk
pertumbuhan dan perkembangan janin. Sisa metabolisme janin dan CO2
dilepaskan kedalam sirkulasi retroplasenter untuk selanjutnya dibuang melalui
alat pembuangan yang terdapat di tubuh ibu.
4.
MENENTUKAN USIA KEHAMILAN
Menentukan usia kehamilan
sangat penting untuk memperkirakan persalinan. Usia kehamilan dapat itentukan
dengan :
a.Mempergunakan rumus
NAEGLE.
Rumus naegle
memperhitungkan umur kehamilan berlangsung selama 288 hari. Perhitungan kasarnya dapat dipakai dengan
menentukan hari pertama haid dan ditambah 288 hari, sehingga perkiraan
kelahiran dapat ditetapkan. Rumus naegle dapat dihitung hari haid pertama
ditambah tujuh dan bulannya ditambah
sembilan. Contoh: haid hari pertama tanggal 15 Januari 1993, maka perhitungan
perkiraan kelahiran adalah : 15 + 7 = 22; 1 + 9 = 10, sehingga dugaan
persalinan adalah 22 Oktober 1993.
b.Gerakan
pertama fetus
Dengan
memperkirakan terjadinya gerakan pertama fetus pada umur hamil 16 minggu, maka perkiraan umur hamil dapat ditetapkan.
Perkiraan ini tidak tetap.
c.Perkiraan
tingginya fundus uteri.
Mempergunakan
tinggi fundus uteri untuk memperkirakan umur hamil terutama tepat pada hamil pertama. Pada kehamilan ke dua dan
seterusnya perkiraan ini kurang tepat.
d.Penentuan
umur hamil dengan ultrasonografi
Bila
ragu-ragu dapat berkonsultasi untuk menetapkan perkiraan persalinan. Untuk
menentukan umur hamil melalui USG dengan
mengukur bagian janin.
-Menentukan
diameter kantongan gestasi.
-Menentukan
jarak kepala-bokong
-Menentukan
jarak tulang biparietal.
-Menentukan lingkaran perut
-Menentukan panjang
tulang femur
Metode ini memerlukan pengetahuan
teoritis dan keterampilan khusus.
5.
MENENTUKAN PERIODE KEHAMILAN
Umur kehamilan berdasarkan tinggi fundus
uteri:
- ⅓ diatas simfisis umur kehamilan
12 minggu
- ½ simfisis pusat umur kehamilan 16 minggu
- ⅔ diatas simfisis kehamilan 20
minggu
- setinggi pusat umur kehamilan 22 minggu
- ⅓ diatas pusat umur kehamilan 28 minggu
- ½ pusat-prosesus xifoideus umur kehamilan 34 minggu
- setinggi prosesus xifoideus umur krhamilan 36 minggu
- dua jari (4 cm) dibawah px umur kehamilan 40 minggu
KESIMPULAN
1.
Pertumbuhan dan perkembangan embrio
Embrio
berkembang dengan cepat setelah terjadi implantasi. Garis primitif neural
(neural primitif streak) berkembang minggu ke dua setelah fertilisasi, pada
minggu ketiga jantung janin berkembang dan bersambung dengan suatu sistem
vaskular primitif, pada minggu keempat sudah terbentuk usus, dan pada minggu ke
enam suatu sinus urogenital sudah terbentuk. Pada minggu ketujuh setelah
fertilisasi, kebanyakan organ telah terbentuk dan embrio tersebut menjadi
janin.
2.
Struktur dan fungsi amnion
Jumlah air
ketuban (likuor amnii) antara 1000 sampai 1500 ml pada kehamilan aterm. Berat
jenisnya antara 1,007 sampai 1,008. Likuor amnii terdiri dari 2,3% bahan
organik (protein, vernik kasiosa, rambut lanugo, zat lemak, lesitin dan
spingomielin) dan 97% sampai 98% bahan anorganik (air, garam yang larut dalam
air).
3.
Struktur, fungsi dan sirkulasi tali pusat.
Dengan tebal
2,5 sampai 3 cm, berat plasenta 500 gr. Tali pusat yang menghubungkan plasenta
panjangnya 25 sampai 60 cm. Tali pusat terpendek yang pernah dilaporkan 2,5 cm
dan terpanjang sekitar 200 cm.
4.
Sirkulasi darah fetus
Sistem
peredaran darah janin berbeda dengan sistem peredaran darah orang dewasa karena
paru paru janin belum berkembang sehingga 02 diambil melalui
perantaraan plasenta.
5.
Sistem peredaran darah janin.
Sistem
peredaran darah janin berbeda dengan sistem peredaran darah orang dewasa karena
paru paru janin belum berkembang sehingga 02 diambil melalui
perantaraan plasenta. Ada bermacam rumus dan cara untuk menentukan usia
kehamilan, yaitu memakai rumus naegle, tinggi fundus uteri, pergerakan janin
pertama kali dan memakai USG.
6.
Periode kehamilan dapat ditentukan dari tinggi fundus uteri,
BUKU SUMBER
1.
Derek Llewellyn-Jones. Dasar dasar obstetri dan Ginekologi, edisi 6.
Penerbit perpustakaan Nasional tahun 2002.
2.
Prof. Dr. Sarwono Prawirohardjo, ilmu kebidanan. Penerbit yayasan bina
pustaka, Jakarta tahun 1999.
3.
Prof. Dr. Ida Bagus Gde Manuaba, Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan, Penerbit EGC, Jakarta tahun 1998.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar