BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan sebagai salah satu unsur
kesejahteraan umum perlu diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945 melalui Pembangunan Nasional yang
berkesinambungan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.Keberhasilan pembangunan
kesehatan sangat dipengaruhi oleh tersedianya sumber daya manusia yang sehat,
terampil dan ahli, serta disusun dalam satu program kesehatan dengan
perencanaan terpadu yang didukung oleh data dan informasi epidemiologi yang
valid.
Pembangunan bidang kesehatan di
Indonesia saat ini mempunyai beban ganda (double burden). Penyakit menular
masih merupakan masalah, sementara penyakit degeneratif juga muncul sebagai
masalah. Penyakit menular tidak mengenal batas wilayah administrasi, sehingga
menyulitkan pemberantasannya. Dengan tersedianya vaksin yang dapat mencegah
penyakit menular tertentu, maka tindakan pencegahan untuk mencegah berpindahnya
penyakit dari satu daerah atau negara ke negara lain dapat dilakukan dalam waktu
relatif singkat dan dengan hasil yang efektif.
Dengan upaya imunisasi terbukti
bahwa penyakit cacar telah terbasmi dan Indonesia dinyatakan bebas dari
penyakit cacar sejak tahun 1974. Mulai tahun 1977, upaya imunisasi diperluas
menjadi Program Pengembangan Imunisasi dalam rangka pencegahan penularan
terhadap Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) yaitu,
tuberculosis, difteri, pertusis, campak, polio, tetanus serta hepatitis B.
Walaupun PD3I sudah dapat
ditekan, cakupan imunisasi harus dipertahankan tinggi dan merata. Kegagalan
untuk menjaga tingkat perlindungan yang tinggi dan merata dapat menimbulkan
letusan (KLB) PD3I. Untuk itu, upaya imunisasi perlu disertai dengan upaya
surveilans epidemiologi agar setiap peningkatan kasus penyakit atau terjadinya
KLB dapat terdeteksi dan segera diatasi. Dalam PP Nomor 25 Tahun 2000
kewenangan surveilans epidemiologi, termasuk penanggulangan KLB merupakan
kewenangan bersama antara pemerintah pusat dan pemerintah provinsi. Selama
beberapa tahun terakhir ini, kekawatiran akan kembalinya beberapa penyakit
menular dan timbulnya penyakit-penyakit menular baru kian meningkat.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi membawa program imunisasi kedalam penyelenggaraan yang bermutu dan
efisien. Upaya tersebut didukung dengan kemajuan yang pesat dalam bidang
penemuan vaksin baru (Rotavirus, Japanese encephalitis, dan lain-lain).
Beberapa jenis vaksin dapat digabung sebagai vaksin kombinasi yang terbukti
dapat meningkatkan cakupan imunisasi, mengurangi jumlah suntikan dan kontak
dengan petugas imunisasi.
Dari uraian diatas jelaslah bahwa
upaya imunisasi perlu terus ditingkatkan untuk mencapai tingkat population
imunity (kekebalan masyarakat) yang tinggi sehingga dapat memutuskan rantai
penularan PD3I. Dengan
kemajuan ilmu pengetahuan dan tehnologi, upaya imunisasi dapat semakin efektif
dan efisien dengan harapan dapat memberikan sumbangan yang nyata bagi
kesejahteraan anak, ibu serta masyarakat lainnya.
BAB II
SEJARAH
IMMUNISASI
Imunisasi di Indonesia secara teratur dimulai sejak th
1956
Tahun 1974 WHO menyatakan Indonesia bebas cacar
Tahun 1978 seluruh dunia dinyatakan bebas cacar
1977 WHO memulai pelaksanaan program imunisasi sebagai
upaya global secara resmi disebut “ Expanded Program on Immunization (EPI) yg
dikenal di Indonesia PPI (Program Pengembangan Imunisasi )
w Pada tahun 1977 PPI di Indonesia secara resmi dimulai
di 55 Pkm
w Pada tahun 1981 imunisasi polio baru masuk EPI / PPI
w Pada tahun 1982 imunisasi Campak baru masuk EPI/ PPI
w Sejak tahun 1982 Program imunisasi di Ind mencakup 6
jenis antigen ( TBC, Polio, Difteri, Pertusis, Tetanus, Campak)
w Sejak tahun 1997 program imunisasi mencakup 7 jenis
antigen yaitu ditambah dg hepatitis B
v Defenisi
Imunisasi berasl dari kata imun,kebal
atau resisiten.Anak di iminisasi berarti di berikan kekebalan terhadap suatu
penyakit tertentu.Anak kebal atau resisiten terhadap suatu penyakit,tetapi
belum tentu kebal terhadap penyakit yang lain.
(Notoadinojo,1997:37)
(Notoadinojo,1997:37)
Kata imun berasal dari kata
latin(imunitas)Romawi selama masa jabatan mereka terhadap kewajiban sebagai
warganegara biasa dan terhadap dakwaan.Dalam sejarah istilah ini kemudian
berkembang sehingga pengertiannya berubah menjadi perlindungan terhadap
penyakit menular(THEOPHILVS,2000,meni dan madrona,2001)
Indonesia telah melaksanakan
pengembangan program iminisasi(PPI)sejak tahun 1977, yang bertujuan antara lain
·
Eradikasi Polro(Erapo)
·
Eliminasi tetanus
neonatal(ETN)dan maternal
·
Reduksi campak,dll.
Pekan iminisasi nasional telah dilaksanakan
Indonesia dan berlangsung dengan baik,merupakan pekan di mana setiap anak
balita umur 0-59 bulan yang tinggal di Indonesia pada saat tersebut mendapat 2
tetes faksin polio/oral tanpa melihat setatus imunisasi dan kewarganegaraanya
.Vaksin Polio di berikan 2 kali dengan selang waktu sekitar 4 minggu yang telah
dilakukan berturut-turut pada tahun 1995,1996,1997,dan 2002.
v Tujuan imunisasi
a. Tujuan/manfaat
imunisasi adalah untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang dan
menghilangkan penyakit tertentu di dunia.
b. Untuk
melindungi dan mencegah penyakit-penyakit menular yang sangat berbahaya bagi
bayi dan anak.
c. Diharapkan
anak menjadi kebal terhadap penyakit sehingga dapat menurunkan angka morbinitas
dan mortalitas serta dapat menggurangi kecacatan akibat penyakit.
d. Untuk
menurunkan morbiditas,mortalitas dan cacat serta bila munggkin di dapat
eradikasi suatu penyakit dari suatu daerah atau negeri.
e. Untuk
mengurangi anggka penderita suatu penyakit yang sangat membahayakan bagi
kesehatan bahkan bisa menyebabkan kematian,penyakit yang dapat dihindari
yaitu:campak,polio,dipteri,tetanus,batuk,rejan-hepatitis B,gondongan,cacar
air,TBC,dll.
v Sasaran
Program
imunisasi di Indonesia mewrupakan program unggulan untuk mencegah anggka
kematian pada bayi,anak bawah 3 tahun,bawah 5 tahun,program ini akan mencakub
berapa jenis imunisasi,sementara sasaran dari program itu sendiri antara
lain mencakup:bayi dibawah umur 1
tahun(0-11 bulan),ibu hamil(awal kehamilan 8 bulan ).Wanita usia subur(calon
mempelai wanita),anak sekolah dasar(kelas I-VI).
v Indikasi
w Bayi dan anak balita, anak sekolah, remaja
w Orang tua, manula
w Top management / Executive perusahaan
w Calon jemaah haji/umroh
w Orang yang akan bepergian ke luar negeri
v Jenis kekebalan
Kekebalan terhadap suatu penyakit
menular dapat di golongkan menjadi 2,yakni:
1) Kekebalan
tidak spesifik(non spesifik resistence).
Artinya pertahanan tubuh pada manusia
yang secara alamia dapat melindungi badan dari suatu penyakit.Misalnya kulit
air mata,cairan-cairan khusus yang keluar dari perut(Usus),adanya
refleks-refleks tertentu,biasnya batuk,bersin dsb.
2) Kekebalan
spesifik(spesific resisitence),dapat di peroleh oleh 2 sumber,yakni:
Genetik,kekebalan yang berasal dari
sumber genetik ini buasanya berhubungan denagn ras(warna kulit dan
kelompok-kelompok etnis,misalnya orang kulit hitam(NEGRO)cenderung lebih
resisten terhadap penyakit malaria jenis vivak.Contoh lain,orang yang mempunyai
Hb 5 resisiten terhadap penyakit plasmodium flaciparum dari pada orang yang
mempunyai Hb AA.
3) Kekebalan
yang di peroleh(Acquird Imuniti).
Kekebalan ini di peroleh dari luar tubuh
anak atau orang yang bersangkutan.Kekebalan dapa bersifat aktif dan dapat
bersifat pasif.Kekebalan aktif dapat di peroleh setelah orang sembuh dari
penyait tertentu.Misalya anak yang telah sembuh dari penyakitnya campak ia akan
kebal terhadap penyakit-penyakit campak.
4) Kekebalan
masyarakat(Heart imuniti)kekebalan yang terjadi pada tinggkat komunitas di
sebut herat iminiti.Apabila heart imuniti di masyarakat rendah,masyarakat akan
mudah terjadi wabah.Sebaiknya apabila heart iminiti tinggi maka wabah jarang
terjadi pada masyarakat tersebut.
v Faktor-faktor yang
mempengaruhi kekebalan
Banyak
faktor yang mempengaruhi kekebalan antara lain umur,seks,kehamilasn,gizi dan
trauma.
Ø Umur
Untuk beberapa penyakit tersebut pada
bayi(anak balita)dan orang tua dan mudah terserang dengan lain orang pada usia sangat mudah terserang.Dengan kata lain
pada usia sangat mudah atau usia tua lebih rentan,kurang kebal terhadap
penyakit-penyakit menular tertentu.
Hal ini mungkin disebabkan karena kedua
kelompok umur tersebut daya tahan tubuhnya rendah.
1. Seks
Untuk penyalit-penyakit menullar
tertentu seperti polio dan bifeleria lebih parah terjadi pada wanita dari pada
peria.
2. Kehamilan
Wanita sedang hamil pada umumnya lebih
rentan terhadap penyaki-penyakit menular tertentu misalnya penyakit
polio,friemonia,malaria,serta amubiasis.Sebaikya untuk penyakit tipoit dan
menginitis jarasng terjadi pada wanita hamil.
3. Gizi
Gizi yang baik pada umumnya akan
meningkatkan resistensi tubuh terhadap penyakit-penyait infeksi tetapi
sebaiknya kjekurangan gizi berakibat kerentananterhadap penyakit infeksi.
4. Tauma.
Stres salah satu bentuk trauma adalah
merupakan penyebab kerentanan seseorang terhadap suatu penyakit infeksi
tertentu.
5. Masa
inkubasi
Yakni jarak waktu dari mulai terjadinya
infeksi didalam diri orang sampai dengan munculnya gejala-gejala atau
tanda-tanda penyakit pada orang tersebut.
Tiap-tiap penyakit infeksi mempuyai masa
inkubasi berbeda-beda,mulai dari beberapa jam sampai beberapa tahun.
v Macam-Macam Imunisasi
Imunisasi
atau kekebalan asal misalnya dibagi dalam 2[dua] hal yaiyu aktif dan pasif.
Aktif
adalah bila tubuh anak ikut menyelenggarakan terbentuknya imunitas,sedangkan
pasif adalah tiba tubuh anak tidak berkerja membentuk kekebalan,tetapi hanya
menerimanya saja.
Imunisasi
terbagi dua macam,yaitu imunisasi aktif dan pasif
Ø Imunisasi
Aktif
Pemberian
kuman atau racun kuman yang sudah dilemahkan atau dimatikan denagn tujuan
untukmerangsang tubuh memperoduksi anti bodi sendiri.
Contoh:Imunisasi
polio atau campak
Imunisasi
aktif ini dilakukan dengan paksin yang
mengadung:
§ kuman-kuman
mati (misalnya :vaksin cholera-thypoid/typus abdominalis-paratypus ABC,vaksin
pertusis batuk rejan)
§ Kuman-kuman
hidup diperlemah (misalnya:vaksin BCG terhadap tuberclosis)
§ Virus-virus
hidup diperlemah(miasalnya bibit cacar,vaksin poliomyelitis)
§ Toxoid(=toksin=racun
dari pada kuman yang dinetrilisasi=toxoid diferi,toxoid tetanus)
Vaksin
diberikan dengan cara disuntikan atau peroral melalui mulut.Terhadap vaksin
tersebut,maka tubuh membuat zat-zat terhadap penyakit bersangkutan (oleh karna
itu dinamakan imunisasi aktif),oleh zat-zat dapat di ukur denagan pemeriksaan
darah,oleh karna itu imun (kebal)tehadap penyakit tertentu.
Dalam
imunisasi aktif ini terdapat 4 macam kandungan terdapatterdapat setiap
vaksinnya antara lain:
o
Antigen merupakan
bagian dari vaksin yanrbagaig berfungsi sebagai zat atau mikroba guna
terjadinya semacam infeksi buatan
o
pelarut dapat berupa
air steril atau berupa cairan kultur jaringan
o
Preservatif,stbilizer
dan antibiotika untuk menghindari tumbuhnya mikroba dan sekaligus untuk
stabilisasi antigen
o
Adjuvan yang terdiri
dari garam almunium untuk meningkatkan imunogenitas antigen.
Keperluan
imunisasi aktif antara lain:
o Vaksin
BCG(Basilus Celmette-Guerin untuk tubercolosis)
o Vaksin
DPT
o Vaksin
poliomielitis
o Vaksin
Campak
o Vaksin
Typa
o Toxoid
tetanus
o Dll
Namun,pemerintah
tidak mewajibkan berbagai jenis imunisasi
tersebut harus dilakukan semua.Hanya 5(lima) jenis imunisasi pada anak dibawah
5 tahun yang harus di lakukan:
o BCG
o DPT
o Polio
o Campak
o Hepatitis
B
B.Imunisasi
Aktif
Ø Imunisasi
aktif adalah zat anti yang didapat dari luar tubuh,misalnya dengan suntikan
bahan atau serum yang mengandung zat anti atau zay anti yang terdapat dari
ibunya selama dalam kandungan.Kekebalan diperoleh dengan imunisasi pasif tidak
bertahan lama.
Ø Imunisasi
pasif adalah penyuntikan sejumlah antibodi ,sehingga kadar antibodi dalam tubuh
meningkat.
Imunisasi
pasif terdiri dari dua macam yaitu
Ø Imunisasi pasif bawaan
Merupakan
imunisasi pasif dimana zat antinya berasal dari ibunya selama dalam
kandungan.Misalnya terdapat pada neonatus(BBL) samapai bayi berumur 5
bulan.Neonatus mendapatkan imunitas sewaktu dalam kandungan yang berupa zatb
antibodi yang melalui jalan darah membus plasenta.
Ø Imunisasi
Pasif
Zat
antinya didapat dari tubuh,misalnya dengan suntik bahan atau serum yang
mengandung zat anti.Serum anti tetanus ini biasanya dibuat dari darah seekor
kuda yang lebih dulu di imunisasi terhadap tetanus.Imunisasi aktif melindungi
anak 2-3 minggu.
v Jenis-Jenis Imunisasi
1.Imunisasi
Dasar
Adalah
imunisasi pertama yang perlu diberikan pada semua orang,terutama bayi dan anak
sejak lahir untuk melindungi tubuhnya
dari penyakit-penyakit yang berbahaya.
Lima
jenis imunisasi dasr yang wajib diperoleh bayi sebelum usia setahun:
o Imunusasi
BCG yang dilakukan 1xpada bayi usia 0-11 bulan
o Imunisasi
DPT yang dilakukan 3x pada bayi usia 2-11 bulan dengan interval minimal 4minggu
o Imunisasi
Polio yang dilakukan 4x pada bayi 0-11 bulan dengan inerval minimal 4minggu
o Imunisasi
campak yang dilakukan 1x pada bya usia 9-11bulan
o Imunisasi
hepatitis B yang diberikan 3x pada bayi usia 1-11bulan denagan interval 4minggu
v Imunisai
BCG
Adalah
imunisasi BCG yang diberikan untuk
menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit tubercolosis (TBC) yaitu penyakit
paru-paru yang sangat menular.
Ø Pemberian
Imunisasi
Frekuensi
pemberian imunisasi BCG adalah satu kalidan tak perlu diulang(Booster) sebab
vaksin BCG berisi kuman hidup sehingga anti bodi yg dihasilkan tinggi terus.
Ø Usia
pemberian Imunisasi
Sedini
mungkin atau secepatnya,tetapi pada umumnya dibawah dua bulan,disarankan
dilakukan tes Mantoux(tuberkulin),terlebih dahulu untuk mengetahui apakah bayi
sudah kemasukkan mycobacterium tubercolosis atau belum.Vaksinasi dilakukan
hasil tesnya (-) jika penderita yang tinggal serumah atau sering bertandang
kerumah,segera setelah lahir bayi di imunisasi BCG.
Ø Cara
pemberian imunisasi
Cara
pemberian imunisasi BCG adalah melalui intradermal dengan lokasi penyuntikan
pada lengan kanan atas (sesuai anjuran WHO)atau penyuntikan pada paha.
Ø Tanda
kebersihan
Timbul
Indurasi (benjolan)kecil dan eritema (merah) didaerah bekas suntikan setelah satu
atau dua minggu kemudian,yang berubah menjadi pustula,kemudian pecah menjadi
ulkus (luka).Tidak menimbulkan nyeri dan tidak di iringi panas (demam).Luka ini
sembuh sendiri dan meninggalkan parut .Jika benjolan tidak timbul,hal ini tidak
perlu di khawatirkan.Karena kemunkinan cara penyuntikan yang salah dan antibodi
akan tetap terbentuk.
Ø Efek
sampaing Imunisasi
Umumnya
tidak ada namun,beberapa anak timbul pembengkakan kelenjar getah beninng di
ketiak atau leher bagian bawah (diselangkakangan bila penyuntikan dilakukan di
paha) biasanya akan timbul sendiri.
Ø Kontra
indikasi
Imunisasi
BCG tidak dapat diberikan pada anak yang berpenyakit TB atau menunjukkan uji
Mantoux posif atau pada anak yang mempunyai penyakit kulit yang berat/menahun.
Ø KEMASAN
- Khusus bayi £ 1 tahun ampul vaksin disertai 4 cc pelarut (Na Cl
0,9%)
Catatan:
Vaksin yang
sudah dilarutkan hrs dipakai dlm waktu 3 jam dan hrs selalu di suhu 2 – 8 0C,
bila ada sissanya jgn dipakai lagi.
Gambar vaksin BCG
Gambar parut imunisasi BCG
v Imunisasi
DPT
Ø Def:Imunisasi
yang digunakan untuk mencegah terjadinya
penyakit diferi,pertusis dan tetanus.
·
Penyakit diferi :radang
tenggorokkan yang berbahaya karena menimbulkan tenggorokkan tersumbat dan
kerusakkan jantung yang menyebabkan kematian dalam beberapa hari saja.
·
Penyakit pertusis
:yaitu radang paru (pernafasan) ,yang disebut juga batuk rejan atau batuk 100
hari karena penyakitnya bisa mencapai 100 hari atau 3 bulan lebih gejala
penyakit ini sangat khas,yaitu batuk yang bertahap,panjang dan lama disertai
bunyi “whoop” atau berbunyi dan diakhiri dengan muntah,mata dapat bengkak atau
penderita dapat meninggal karena bernafas.
·
Penyakit tetanus
:Penyakit kejang otot seluruh tubuh dengan mulut terkunci/terkencing hingga
mulut tidak bisa dibuka atau membuka.
Ø Penberian:yaitu
3x (pling sering dilakukan) yaitu pada usia 2 bulan,4 bulan dan 6 bulan.Namun
bisa juga ditambahkan 2 kali lagi yaitu 1 kali di usia 18 bulan dan 1 kali di
usia 12 tahun diberikan imunisasi TT
Ø Cara
pemberian imunisasi
Cara
pemberian imunisasi melalui IM
Ø Efek
samping imunasasi
Biasanya,hanya
gejala-gejala ringan seperti demam (sumeng)saja dan rewel selama 1-2
hari,kemerahan,pembengkakan,agak nyari atau pegal-pegal pada tempat suntikan
,yang akan hilang sendiri dalam beberapa hari atau bila masi demam dapat
diberikan obat penurun panas bayi atau bisa juga dengan memberikan minum cairan
yang lebih banyak dan tidak memakai pakaian yang terlalu banyak.
Ø Kontra
Indikasi Imunisasi
Imunisasi
DPT tidak dapat di berikan pada anank-anak yang mempunyai penyakit atau
kelainan saraf baik bersifat keturunan atau bukan seperti epilepsy.Menderita
kelainan saraf yang betul-betul berat atau habis dirawat karena infeksi
otak,anak-anak yang sedang demam/sakit keras yang mudah mendapat kejang dan
mempunyai sifat elergi,seperti eksim atau asma.
Ø PENYIMPANAN
(pada suhu 2 –
8 0C)
Ø DALUWARSA ( 2 tahun)
Ø DOSIS & CARA
- Imunisasi dasar 0,5 cc diberikan 3 kali /
IM dgn interval waktu 4 – 6 minggu
- Booster 12 bulan kemudian 0,5 cc/IM
Gambar vaksin DPT
v Imunisasi
Polio
Def:Imunisasi
yang digunakan untuk mencegah terjadinya
penyakit Poliomelitis yang dapat menyebabkan kelumpuhan pada anak .(kandunagan
vaksin polio adalah virus yang dilemahkan)
Ø Pemberian
Bisa
lebih dari jadwal yang ditentukan ,mengingat adanya imunisasi polio Masal atau
PiN.Tetapi jumlah dosis yang berlebihan tidak ada istilah overdosis dalam
imunisasi.
Ø Usia
Pemberian
Waktu
pemberian polio adalah umur bayi 0-11 bulan atau saat lahir (0 bulan),dan
berikutnya pafda usia 2 bulan,bayi 4 bulan dan 6 bulan kecuali saat lahir
,pemberian vaksin polio selalu dibarengi dengan vaksin DPT.
Ø Cara
Pemberian
Caranya
melalui oral/mulut(oral polio Myliitis Vaccine/Opv)Diluar negeri cara pemberian
imunisasi polio ada melalui suntikan.
Ø Efek
Samping
Hamper
tidak ada efek samping hanya sebagian kecil saja yang mengalami pusing,diare
ringan dan sakit otot.Kasusnya pun sangat jarang.
Ø Kontra
Indikasi
Sebaiknya
pada anak dengan diare berat atau sedang sakit parah,seperti demam tinggi(diatas
80 c)ditangguhkan.Pada anak yang menderita penyakit gangguan kekebalan tidak
diberikan imunisasi polio.Demikian juga penyakit HIV/AIDS,penyakit kanker atau
keganasan sedang menjalani pengobatan steroid dan pengobatan radiasi umum,untuk
tidak diberikan imunisasi polio.
Ø KEMASAN
Vial berisi 1 CC (10 dosis) dan 2 cc ( 20
dosis)
Ø DALUWARSA
- tgntg dari
penyimpanan, disimpan di – 20 oC tahan sampai 2 tahun, suhu 2 – 8 0C
tahan spi 6 bulan
Ø DOSIS & CARA
- Satu dosis
2 tts (0,1 cc) utk imunisasi dasar diberikan 3- 4 kali /dosis dg masa 4 – 6 mg
, imunisasi ulangan 1 & 3 th kemudian 1 dosis
Gambar
vaksin polio
Cara
pemberian polio
v Imunisasi
Campak
Def:Imunisasi
yang diberikan untuk menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit campak
(morbili/measles).(kandunagan vaksin campak ini adalah virus yang dilemahkan).
Ø Pemberian
Imunisasi
Frekuensi
pemberian imunisasi campak adalah 1kali
Ø Usia
Peberian Imunisasi
Imunisasi
campak diberikan 1kali pada usia 9bulan dianjurkan pemberiannya sesuai
jadwal.Selain karena antibody dari ibu sudah menurun diusia bayi 9
bulan,penyakit campak pada umumnya menyerang pada anak usia balita jika sampai
usia 12 bulan anak belum mendapatkan imunisasi campak,maka pada usia 9 bulan
ini anak harus imunisasi MMR (Measles Mumps Rubella).
Ø Cara
pemberian
Melalui
subkutan
Ø Efek
Samping
Biasa
tidak terjadi reaksi akibat imunisasi.Mungkin terjadi demam ringan dan terdapat
efek kemerahaan/bercak merah pada pipi bawah telinga pada hari ke 7-8 hari
setelah penyuntikan.Kemungkinan juga terdapat pembengkakan pada tempat
penyuntikan.
Ø Kontra
indikasi
o Dengan
penyakit akut yang disertai demam
o Dengan
penyakit gangguan kekebalan
o Dengan
penyakit kekebalan
o Denagan
penyakit TBC tanpa kekebalan
o Denagan
kekurangan gizi berat
o Dengan
penyakit keganasan
o Dengan
kerentahan tinggi terhadap protein telur,kenamisin dan eritromisin(antibiotik)
Ø PENYIMPANAN (Dlm lemari es 2 – 8 0C lebih
baik di suhu - 200C vaksin
harus dihindari dari sinar matahari
Ø DALUWARSA ( 2
tahun)
Ø DOSIS DAN CARA (diberikan pada anak mulai umur 9 bulan
dg dosis 0,5 cc / SC setelah dilarutkan, Pada keadaan wabah imunisasi dapat
diberikan mulai umur 6 bulan dan diulang 6 bln kemudian dg dosis 0,5 cc/S
Ø REAKSI SAMPING
Diare, Ruam, Konjungtivitis, walaupun jarang
mungkin timbul kejang demam, ensefalitis,
Ø KONTRA INDIKASI
-Infeksi akut yg
disertai demam
-Defisiensi imunologi
-Mdpt pengobatan intensif yg bersifat imunosupresif
Ø KEMASAN
(berisi 10 dosis dg pelarut 5 ml)
Gambar vaksin campak
Cara penyuntikan imunisasi campak
v Hepatitis
B
Ø SUSUNAN
Setiap I ml
mgd Hept B antigen (HBsAg) DNA rekombinan 10,0mcg, Alumunium Hidroksida gel 0,5
mcg, thiomersal/pengawet 0,01%, lar natrium Klorida isotonik 1 ml
Ø DOSIS & CARA
Imunisasi
dasar Bln ke 0, 1 dan 6 atau 0,1 dan 2
dosis 0,5 ml (0-10 thn) dan 1 ml( > 10 thn) jarak HB 2 ke 3 minimal 1 bulan.
Penyuntikan I M
Imunisasi
ulangan : setiap tahun .
Ø Kontra
indikasi
Secara
umum (berlaku untuk semua vaksin):
alergi
terhadap vaksin (setelah vaksinasi
pertama timbul reaksi alergi, bahkan sampai syok),
alergi
terhadap zat lain yang terdapat di dalam
vaksin (antibiotika yang terdapat di dalamvaksin, pengawet , dll),
sakit
sedang atau berat, dengan atau tanpa demam (sakit akut ringan dengan atau tanpa
demam bukan indikasi kontra imunisasi)
Gambar
Vaksin hepatitis B
v MMR
Ø Diberikan umur 15-18 bulan’
Dosis satu kali 0,5 ml sub cutan
Diberikan minimal 1 bln sebelum atau setelah imunisasi
lain
Jika anak tlh mendapatkan imunisasi MMR 12 – 18 bln,
imunisasi campak ke 2 tdk diberikan
MMR ulangan 10 – 12 tahun atau 12 – 18 th
Ø Secara
khusus (untuk beberapa vaksin)
w Imunodefisiensi
(keganasan darah atau tumor padat, imunodefisiensi kongenital, terapi dengan
obat-obatan yang menurunkan daya tahan tubuh seperti kortikosteroid
(prednisone, metal prednisolon) jangka panjang.--> imunisasi polio oral,
MMR, varisela
w Infeksi
HIV (polio oral dan varisela) atau kontak HIV serumah (polio oral)
w Imunodefisiensi
(gangguan kekebalan tubuh) penghuni rumah à
polio oral
w Kehamilan
à
MMR, Varisela (tapi bila ibunya yang hamil, tidak apa-apa bila anaknya
diimunisasi)
v HiB
Ø 2 jenis vaksin : Act Hib dan Pedvax Hib
Ø Imunisasi dasar untuk Act Hib diberikan umur 2,4, dan 6
bln, untuk Pedvax Hib diberikan pd umur 2 dan 4 bln, dosis ke 3 ( 6 bln ) tidak
diperlukan.
Ø Jika anak datang diatas 1 th, Vaksin Hib hanya
diberikan 1 kali
Ø Satu dosis 0,5 ml, diberikan secara IM
Jadwal Pemberian Imunisasi
Wajib
|
|
UMUR
|
VAKSIN
|
1 bulan
|
Hepatitis B-1, BCG, OPV-1 (oral polio vaccine)
|
2 bulan
|
Hepatitis B-2, DPT-1, OPV-2
|
3 bulan
|
DPT-2, OPV-3
|
4 bulan
|
DPT-3, OPV-4
|
7 bulan
|
Hepatitis B-3
|
> 6 bulan
|
Campak
|
Jenis Vaksin
|
Umur
Pemberian Vaksinasi
|
||||||||||||||||||
Bulan
|
Tahun
|
||||||||||||||||||
LHR
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
9
|
12
|
15
|
18
|
24
|
3
|
5
|
6
|
7
|
10
|
12
|
18
|
|
B C G
|
1 Kali
|
||||||||||||||||||
Hepatitis B
|
1
|
2
|
|||||||||||||||||
Polio
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
||||||||||||||
D P T
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6 (td)
|
7 (td)
|
||||||||||||
Campak
|
1
|
5
|
|||||||||||||||||
Hib
|
1
|
2
|
3
|
4
|
|||||||||||||||
Pneumokokus
|
1
|
2
|
3
|
4
|
|||||||||||||||
Influenza
|
Diberikan 1 kali dalam 1
tahun
|
||||||||||||||||||
Varisela
|
1 kali
|
||||||||||||||||||
M M R
|
1
|
2
|
|||||||||||||||||
Tifoid
|
Setiap 3 tahun
|
||||||||||||||||||
Hepatitis A
|
2 kali - interval 6-12 bulan
|
||||||||||||||||||
H P V
|
3 kali
|
Kejadian
Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)
w KIPI : semua kejadian sakit & kematian yg terjadi
dlm masa 1 bulan stlh imunisasi
w Pada keadaan tertentu, lama pengamatan mencapai masa
42 hari.
w Etiologi
KIPI
w Kesalahan program/teknik pelaksanaan
–
Dosis antigen
–
Lokasi &
cara penyuntikan
–
Sterilisasi
semprit & jarum suntik
–
Jarum bekas
pakai
–
Tindakan aseptik
& antiseptik
–
Kontaminasi
vaksin & alat Suntik
–
Penyimpanan
vaksin
–
Pemakaian vaksin
sisa
–
Jenis &
jumlah pelarut
–
Tidak
memperhatikan petunjuk produsen
Etiologi
KIPI (2)
w Reaksi suntikan
–
Trauma tusukan
jarum suntik
–
Reaksi langsung:
Rasa sakit, bengkak & Kemerahan pada daerah suntikan
–
Reaksi tidak
langsung : rasa takut, mual, pusing sampai sinkope
w Reaksi Vaksin
w Faktor kebetulan
w Penyebab tidak diketahui
Etiologi
KIPI (3)
w Reaksi Vaksin
–
Bisa diprediksi
terlebih dahulu
–
Tercantum dlm
kemasan vaksin
–
Biasanya ringan
–
Reaksi berat:
Anafilaksis sistemik dg resiko kematian Imunisasi pada kelompok resiko
w Anak yg mendapat reaksi simpang pada imunisasi
terdahulu
w laporkan pada Pokja KIPI untuk penanganan segera
w Bayi berat lahir rendah
–
Minimal berat
bayi yang akan di imunisasi adalah 2500 gram
w Pasien imunokompromais
Imunisasi yang diwajibkan
Vaksinasi
|
Jadwal
pemberian-usia
|
Booster/Ulangan
|
Imunisasi untuk
melawan
|
BCG
|
Waktu lahir
|
--
|
Tuberkulosis
|
Hepatitis B
|
Waktulahir-dosis I
1bulan-dosis 2
6bulan-dosis 3
|
1 tahun-- pada bayi yang lahir dari ibu dengan hep
B.
|
Hepatitis B
|
DPT dan Polio
|
3 bulan-dosis1
4 bulan-dosis2
5 bulan-dosis3
|
18bulan-booster1
6tahun-booster 2
12tahun-booster3
|
Dipteria, pertusis, tetanus, dan polio
|
Campak
|
9 bulan
|
--
|
Campak
|
Imunisasi yang
dianjurkan:
Vaksinasi
|
Jadwal
pemberian-usia
|
Booster/Ulangan
|
Imunisasi
untuk melawan
|
MMR
|
1-2 tahun
|
12 tahun
|
Measles, meningitis, rubella
|
Hib
|
3bulan-dosis 1
4bulan-dosis 2
5bulan-dosis 3
|
18 bulan
|
Hemophilus influenza tipe B
|
Hepatitis A
|
12-18bulan
|
--
|
Hepatitis A
|
Cacar air
|
12-18bulan
|
--
|
Cacar air
|
PENYIMPANAN
VAKSIN
BAB III
Kesimpulan
Keimunan badan
kita mempunyai hubungan rapat dengan cara hidup dan pemakanan kita. Jika badan
dibekalkan dengan nutrien yang mencukupi dan sesuai, sistem imun kita dapat diperkuatkan. Produk
berkualiti seperti Phyto Greens, jus Aloe Vera, Royal Spora Lingzhi dan teh
hijau dapat meningkatkan daya ketahanan
badan kita. Kita dikelilingi oleh virus dan bacteria, oleh itu, adalah amat
penting untuk memastikan sistem imun kita berfungsi dengan baik supaya dapat
mempertahankan badan dan melawan deri pelbagai
penyakit.
Saran
Agar dalam penyusunan karya ilmiah ini bisa
memberikan manfaat yang besar maka penulis menyarankan:
-
Jaga pola hidup yang
sehat agar tidak mudah terserang penyakit.
-
Memperhatikan setiap
makanan yang akan dikonsumsi
-
Memelihara lingkungan
yang bersih dan sehat.
DAFTAR
PUSTAKA
Azwar.2007.Sikap
Manusia.Jakarta :ISBN
Abrahan.2008.
Kesehatan Ibu dan Anak.Jakarta: PT Rineka cipta
Alimul.2006.
ilmu Keperawatan Anak.Jakarta : Salemba Medika
Dinkes
Jombang.2011.Data Cakupan Imunisasi. Jombang : Dinas Kesehatan
Dagun.2008.
Psikologi Keluarga. Jakarta EGC
Facri Umar.2009.
Program Imunisasi di Indonesia. Hhtp/www.info.sehat.com askeb 12 Mei 2011
Maryanti Dwi,
Sujianti, Budiarti Tri,2011. Buku Ajar Neonatus, Bayi & Balita. Trans info
Media. Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar