Jumat, 12 Juli 2013

Imunisasi


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum perlu diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945 melalui Pembangunan Nasional yang berkesinambungan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat dipengaruhi oleh tersedianya sumber daya manusia yang sehat, terampil dan ahli, serta disusun dalam satu program kesehatan dengan perencanaan terpadu yang didukung oleh data dan informasi epidemiologi yang valid.
Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban ganda (double burden). Penyakit menular masih merupakan masalah, sementara penyakit degeneratif juga muncul sebagai masalah. Penyakit menular tidak mengenal batas wilayah administrasi, sehingga menyulitkan pemberantasannya. Dengan tersedianya vaksin yang dapat mencegah penyakit menular tertentu, maka tindakan pencegahan untuk mencegah berpindahnya penyakit dari satu daerah atau negara ke negara lain dapat dilakukan dalam waktu relatif singkat dan dengan hasil yang efektif.
Dengan upaya imunisasi terbukti bahwa penyakit cacar telah terbasmi dan Indonesia dinyatakan bebas dari penyakit cacar sejak tahun 1974. Mulai tahun 1977, upaya imunisasi diperluas menjadi Program Pengembangan Imunisasi dalam rangka pencegahan penularan terhadap Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) yaitu, tuberculosis, difteri, pertusis, campak, polio, tetanus serta hepatitis B.
Walaupun PD3I sudah dapat ditekan, cakupan imunisasi harus dipertahankan tinggi dan merata. Kegagalan untuk menjaga tingkat perlindungan yang tinggi dan merata dapat menimbulkan letusan (KLB) PD3I. Untuk itu, upaya imunisasi perlu disertai dengan upaya surveilans epidemiologi agar setiap peningkatan kasus penyakit atau terjadinya KLB dapat terdeteksi dan segera diatasi. Dalam PP Nomor 25 Tahun 2000 kewenangan surveilans epidemiologi, termasuk penanggulangan KLB merupakan kewenangan bersama antara pemerintah pusat dan pemerintah provinsi. Selama beberapa tahun terakhir ini, kekawatiran akan kembalinya beberapa penyakit menular dan timbulnya penyakit-penyakit menular baru kian meningkat.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa program imunisasi kedalam penyelenggaraan yang bermutu dan efisien. Upaya tersebut didukung dengan kemajuan yang pesat dalam bidang penemuan vaksin baru (Rotavirus, Japanese encephalitis, dan lain-lain). Beberapa jenis vaksin dapat digabung sebagai vaksin kombinasi yang terbukti dapat meningkatkan cakupan imunisasi, mengurangi jumlah suntikan dan kontak dengan petugas imunisasi.
Dari uraian diatas jelaslah bahwa upaya imunisasi perlu terus ditingkatkan untuk mencapai tingkat population imunity (kekebalan masyarakat) yang tinggi sehingga dapat memutuskan rantai penularan PD3I. Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan tehnologi, upaya imunisasi dapat semakin efektif dan efisien dengan harapan dapat memberikan sumbangan yang nyata bagi kesejahteraan anak, ibu serta masyarakat lainnya.








BAB II
SEJARAH IMMUNISASI
Imunisasi di Indonesia secara teratur dimulai sejak th 1956
Tahun 1974 WHO menyatakan Indonesia bebas cacar
Tahun 1978 seluruh dunia dinyatakan bebas cacar
1977 WHO memulai pelaksanaan program imunisasi sebagai upaya global secara resmi disebut “ Expanded Program on Immunization (EPI) yg dikenal di Indonesia PPI (Program Pengembangan Imunisasi )

w  Pada tahun 1977 PPI di Indonesia secara resmi dimulai di 55 Pkm
w  Pada tahun 1981 imunisasi polio baru masuk EPI / PPI
w  Pada tahun 1982 imunisasi Campak baru masuk EPI/ PPI
w  Sejak tahun 1982 Program imunisasi di Ind mencakup 6 jenis antigen ( TBC, Polio, Difteri, Pertusis, Tetanus, Campak)
w  Sejak tahun 1997 program imunisasi mencakup 7 jenis antigen yaitu ditambah dg hepatitis B 

v  Defenisi
Imunisasi berasl dari kata imun,kebal atau resisiten.Anak di iminisasi berarti di berikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu.Anak kebal atau resisiten terhadap suatu penyakit,tetapi belum tentu kebal terhadap penyakit yang lain.
(Notoadinojo,1997:37)
Kata imun berasal dari kata latin(imunitas)Romawi selama masa jabatan mereka terhadap kewajiban sebagai warganegara biasa dan terhadap dakwaan.Dalam sejarah istilah ini kemudian berkembang sehingga pengertiannya berubah menjadi perlindungan terhadap penyakit menular(THEOPHILVS,2000,meni dan madrona,2001)
Indonesia telah melaksanakan pengembangan program iminisasi(PPI)sejak tahun 1977, yang bertujuan antara lain
·         Eradikasi Polro(Erapo)
·         Eliminasi tetanus neonatal(ETN)dan maternal
·         Reduksi campak,dll.
  Pekan iminisasi nasional telah dilaksanakan Indonesia dan berlangsung dengan baik,merupakan pekan di mana setiap anak balita umur 0-59 bulan yang tinggal di Indonesia pada saat tersebut mendapat 2 tetes faksin polio/oral tanpa melihat setatus imunisasi dan kewarganegaraanya .Vaksin Polio di berikan 2 kali dengan selang waktu sekitar 4 minggu yang telah dilakukan  berturut-turut  pada tahun 1995,1996,1997,dan 2002.

v  Tujuan imunisasi
a.       Tujuan/manfaat imunisasi adalah untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang dan menghilangkan penyakit tertentu di dunia.
b.      Untuk melindungi dan mencegah penyakit-penyakit menular yang sangat berbahaya bagi bayi dan anak.
c.       Diharapkan anak menjadi kebal terhadap penyakit sehingga dapat menurunkan angka morbinitas dan mortalitas serta dapat menggurangi kecacatan akibat penyakit.
d.      Untuk menurunkan morbiditas,mortalitas dan cacat serta bila munggkin di dapat eradikasi suatu penyakit dari suatu daerah atau negeri.
e.       Untuk mengurangi anggka penderita suatu penyakit yang sangat membahayakan bagi kesehatan bahkan bisa menyebabkan kematian,penyakit yang dapat dihindari yaitu:campak,polio,dipteri,tetanus,batuk,rejan-hepatitis B,gondongan,cacar air,TBC,dll.
v  Sasaran
Program imunisasi di Indonesia mewrupakan program unggulan untuk mencegah anggka kematian pada bayi,anak bawah 3 tahun,bawah 5 tahun,program ini akan mencakub berapa jenis imunisasi,sementara sasaran dari program itu sendiri antara lain  mencakup:bayi dibawah umur 1 tahun(0-11 bulan),ibu hamil(awal kehamilan 8 bulan ).Wanita usia subur(calon mempelai wanita),anak sekolah dasar(kelas I-VI).
v  Indikasi
w  Bayi dan anak balita, anak sekolah, remaja
w  Orang tua, manula
w  Top management / Executive perusahaan
w  Calon jemaah haji/umroh
w  Orang yang akan bepergian ke luar negeri

v  Jenis kekebalan
Kekebalan terhadap suatu penyakit menular dapat di golongkan menjadi 2,yakni:
1)      Kekebalan tidak spesifik(non spesifik resistence).
Artinya pertahanan tubuh pada manusia yang secara alamia dapat melindungi badan dari suatu penyakit.Misalnya kulit air mata,cairan-cairan khusus yang keluar dari perut(Usus),adanya refleks-refleks tertentu,biasnya batuk,bersin dsb.
2)      Kekebalan spesifik(spesific resisitence),dapat di peroleh oleh 2 sumber,yakni:
Genetik,kekebalan yang berasal dari sumber genetik ini buasanya berhubungan denagn ras(warna kulit dan kelompok-kelompok etnis,misalnya orang kulit hitam(NEGRO)cenderung lebih resisten terhadap penyakit malaria jenis vivak.Contoh lain,orang yang mempunyai Hb 5 resisiten terhadap penyakit plasmodium flaciparum dari pada orang yang mempunyai Hb AA.
3)      Kekebalan yang di peroleh(Acquird Imuniti).
Kekebalan ini di peroleh dari luar tubuh anak atau orang yang bersangkutan.Kekebalan dapa bersifat aktif dan dapat bersifat pasif.Kekebalan aktif dapat di peroleh setelah orang sembuh dari penyait tertentu.Misalya anak yang telah sembuh dari penyakitnya campak ia akan kebal terhadap penyakit-penyakit campak.
4)      Kekebalan masyarakat(Heart imuniti)kekebalan yang terjadi pada tinggkat komunitas di sebut herat iminiti.Apabila heart imuniti di masyarakat rendah,masyarakat akan mudah terjadi wabah.Sebaiknya apabila heart iminiti tinggi maka wabah jarang terjadi pada masyarakat tersebut.




v  Faktor-faktor yang mempengaruhi kekebalan
Banyak faktor yang mempengaruhi kekebalan antara lain umur,seks,kehamilasn,gizi dan trauma.
Ø  Umur
Untuk beberapa penyakit tersebut pada bayi(anak balita)dan orang tua dan mudah terserang dengan lain orang pada  usia sangat mudah terserang.Dengan kata lain pada usia sangat mudah atau usia tua lebih rentan,kurang kebal terhadap penyakit-penyakit menular tertentu.
Hal ini mungkin disebabkan karena kedua kelompok umur tersebut daya tahan tubuhnya rendah.
1.      Seks
Untuk penyalit-penyakit menullar tertentu seperti polio dan bifeleria lebih parah terjadi pada wanita dari pada peria.
2.      Kehamilan
Wanita sedang hamil pada umumnya lebih rentan terhadap penyaki-penyakit menular tertentu misalnya penyakit polio,friemonia,malaria,serta amubiasis.Sebaikya untuk penyakit tipoit dan menginitis jarasng terjadi pada wanita hamil.
3.      Gizi
Gizi yang baik pada umumnya akan meningkatkan resistensi tubuh terhadap penyakit-penyait infeksi tetapi sebaiknya kjekurangan gizi berakibat kerentananterhadap penyakit infeksi.
4.      Tauma.
Stres salah satu bentuk trauma adalah merupakan penyebab kerentanan seseorang terhadap suatu penyakit infeksi tertentu.
5.      Masa inkubasi
Yakni jarak waktu dari mulai terjadinya infeksi didalam diri orang sampai dengan munculnya gejala-gejala atau tanda-tanda penyakit pada orang tersebut.
Tiap-tiap penyakit infeksi mempuyai masa inkubasi berbeda-beda,mulai dari beberapa jam sampai beberapa tahun.
v  Macam-Macam Imunisasi
Imunisasi atau kekebalan asal misalnya dibagi dalam 2[dua] hal yaiyu aktif dan pasif.
Aktif adalah bila tubuh anak ikut menyelenggarakan terbentuknya imunitas,sedangkan pasif adalah tiba tubuh anak tidak berkerja membentuk kekebalan,tetapi hanya menerimanya saja.
Imunisasi terbagi dua macam,yaitu imunisasi aktif dan pasif
Ø  Imunisasi Aktif
Pemberian kuman atau racun kuman yang sudah dilemahkan atau dimatikan denagn tujuan untukmerangsang tubuh memperoduksi anti bodi sendiri.
Contoh:Imunisasi polio atau campak
Imunisasi aktif ini dilakukan  dengan paksin yang mengadung:
§  kuman-kuman mati (misalnya :vaksin cholera-thypoid/typus abdominalis-paratypus ABC,vaksin pertusis batuk rejan)
§  Kuman-kuman hidup diperlemah (misalnya:vaksin BCG terhadap tuberclosis)
§  Virus-virus hidup diperlemah(miasalnya bibit cacar,vaksin poliomyelitis)
§  Toxoid(=toksin=racun dari pada kuman yang dinetrilisasi=toxoid diferi,toxoid tetanus)
Vaksin diberikan dengan cara disuntikan atau peroral melalui mulut.Terhadap vaksin tersebut,maka tubuh membuat zat-zat terhadap penyakit bersangkutan (oleh karna itu dinamakan imunisasi aktif),oleh zat-zat dapat di ukur denagan pemeriksaan darah,oleh karna itu imun (kebal)tehadap penyakit tertentu.
Dalam imunisasi aktif ini terdapat 4 macam kandungan terdapatterdapat setiap vaksinnya antara lain:
o   Antigen merupakan bagian dari vaksin yanrbagaig berfungsi sebagai zat atau mikroba guna terjadinya semacam infeksi buatan
o   pelarut dapat berupa air steril atau berupa cairan kultur jaringan
o   Preservatif,stbilizer dan antibiotika untuk menghindari tumbuhnya mikroba dan sekaligus untuk stabilisasi antigen
o   Adjuvan yang terdiri dari garam almunium untuk meningkatkan imunogenitas antigen.
Keperluan imunisasi aktif antara lain:
o   Vaksin BCG(Basilus Celmette-Guerin untuk tubercolosis)
o   Vaksin DPT
o   Vaksin poliomielitis
o   Vaksin Campak
o   Vaksin Typa
o   Toxoid tetanus
o   Dll





Namun,pemerintah tidak mewajibkan berbagai  jenis imunisasi tersebut harus dilakukan semua.Hanya 5(lima) jenis imunisasi pada anak dibawah 5 tahun yang harus di lakukan:
o   BCG
o   DPT
o   Polio
o   Campak
o   Hepatitis B
B.Imunisasi Aktif
Ø  Imunisasi aktif adalah zat anti yang didapat dari luar tubuh,misalnya dengan suntikan bahan atau serum yang mengandung zat anti atau zay anti yang terdapat dari ibunya selama dalam kandungan.Kekebalan diperoleh dengan imunisasi pasif tidak bertahan lama.
Ø  Imunisasi pasif adalah penyuntikan sejumlah antibodi ,sehingga kadar antibodi dalam tubuh meningkat.
Imunisasi pasif terdiri dari dua macam yaitu
Ø  Imunisasi  pasif bawaan
Merupakan imunisasi pasif dimana zat antinya berasal dari ibunya selama dalam kandungan.Misalnya terdapat pada neonatus(BBL) samapai bayi berumur 5 bulan.Neonatus mendapatkan imunitas sewaktu dalam kandungan yang berupa zatb antibodi yang melalui jalan darah membus plasenta.


Ø  Imunisasi Pasif
Zat antinya didapat dari tubuh,misalnya dengan suntik bahan atau serum yang mengandung zat anti.Serum anti tetanus ini biasanya dibuat dari darah seekor kuda yang lebih dulu di imunisasi terhadap tetanus.Imunisasi aktif melindungi anak 2-3 minggu.
v  Jenis-Jenis Imunisasi
1.Imunisasi Dasar
Adalah imunisasi pertama yang perlu diberikan pada semua orang,terutama bayi dan anak sejak lahir untuk melindungi  tubuhnya dari penyakit-penyakit yang berbahaya.
Lima jenis imunisasi dasr yang wajib diperoleh bayi sebelum usia setahun:
o   Imunusasi BCG yang dilakukan 1xpada bayi usia 0-11 bulan
o   Imunisasi DPT yang dilakukan 3x pada bayi usia 2-11 bulan dengan interval minimal 4minggu
o   Imunisasi Polio yang dilakukan 4x pada bayi 0-11 bulan dengan inerval minimal 4minggu
o   Imunisasi campak yang dilakukan 1x pada bya usia 9-11bulan
o   Imunisasi hepatitis B yang diberikan 3x pada bayi usia 1-11bulan denagan interval 4minggu
v  Imunisai BCG
Adalah imunisasi  BCG yang diberikan untuk menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit tubercolosis (TBC) yaitu penyakit paru-paru yang sangat menular.
Ø  Pemberian Imunisasi
Frekuensi pemberian imunisasi BCG adalah satu kalidan tak perlu diulang(Booster) sebab vaksin BCG berisi kuman hidup sehingga anti bodi yg dihasilkan tinggi terus.

Ø  Usia pemberian Imunisasi
Sedini mungkin atau secepatnya,tetapi pada umumnya dibawah dua bulan,disarankan dilakukan tes Mantoux(tuberkulin),terlebih dahulu untuk mengetahui apakah bayi sudah kemasukkan mycobacterium tubercolosis atau belum.Vaksinasi dilakukan hasil tesnya (-) jika penderita yang tinggal serumah atau sering bertandang kerumah,segera setelah lahir bayi di imunisasi BCG.
Ø  Cara pemberian imunisasi
Cara pemberian imunisasi BCG adalah melalui intradermal dengan lokasi penyuntikan pada lengan kanan atas (sesuai anjuran WHO)atau penyuntikan pada paha.
Ø  Tanda kebersihan
Timbul Indurasi (benjolan)kecil dan eritema (merah) didaerah bekas suntikan setelah satu atau dua minggu kemudian,yang berubah menjadi pustula,kemudian pecah menjadi ulkus (luka).Tidak menimbulkan nyeri dan tidak di iringi panas (demam).Luka ini sembuh sendiri dan meninggalkan parut .Jika benjolan tidak timbul,hal ini tidak perlu di khawatirkan.Karena kemunkinan cara penyuntikan yang salah dan antibodi akan tetap terbentuk.
Ø  Efek sampaing Imunisasi
Umumnya tidak ada namun,beberapa anak timbul pembengkakan kelenjar getah beninng di ketiak atau leher bagian bawah (diselangkakangan bila penyuntikan dilakukan di paha) biasanya akan timbul sendiri.
Ø  Kontra indikasi
Imunisasi BCG tidak dapat diberikan pada anak yang berpenyakit TB atau menunjukkan uji Mantoux posif atau pada anak yang mempunyai penyakit kulit yang berat/menahun.
Ø  KEMASAN
   - Khusus bayi £ 1 tahun ampul vaksin disertai 4 cc pelarut (Na Cl 0,9%)
Catatan:
Vaksin yang sudah dilarutkan hrs dipakai dlm waktu 3 jam dan hrs selalu di suhu 2 – 8 0C, bila   ada sissanya jgn dipakai lagi.

Gambar vaksin BCG


Gambar parut imunisasi BCG
v  Imunisasi DPT
Ø  Def:Imunisasi yang digunakan  untuk mencegah terjadinya penyakit diferi,pertusis dan tetanus.
·         Penyakit diferi :radang tenggorokkan yang berbahaya karena menimbulkan tenggorokkan tersumbat dan kerusakkan jantung yang menyebabkan kematian dalam beberapa hari saja.
·         Penyakit pertusis :yaitu radang paru (pernafasan) ,yang disebut juga batuk rejan atau batuk 100 hari karena penyakitnya bisa mencapai 100 hari atau 3 bulan lebih gejala penyakit ini sangat khas,yaitu batuk yang bertahap,panjang dan lama disertai bunyi “whoop” atau berbunyi dan diakhiri dengan muntah,mata dapat bengkak atau penderita dapat meninggal karena bernafas.
·         Penyakit tetanus :Penyakit kejang otot seluruh tubuh dengan mulut terkunci/terkencing hingga mulut tidak bisa dibuka atau membuka.
Ø  Penberian:yaitu 3x (pling sering dilakukan) yaitu pada usia 2 bulan,4 bulan dan 6 bulan.Namun bisa juga ditambahkan 2 kali lagi yaitu 1 kali di usia 18 bulan dan 1 kali di usia 12 tahun diberikan imunisasi TT
Ø  Cara pemberian imunisasi
Cara pemberian imunisasi  melalui IM
Ø  Efek samping imunasasi
Biasanya,hanya gejala-gejala ringan seperti demam (sumeng)saja dan rewel selama 1-2 hari,kemerahan,pembengkakan,agak nyari atau pegal-pegal pada tempat suntikan ,yang akan hilang sendiri dalam beberapa hari atau bila masi demam dapat diberikan obat penurun panas bayi atau bisa juga dengan memberikan minum cairan yang lebih banyak dan tidak memakai pakaian yang terlalu banyak.
Ø  Kontra Indikasi Imunisasi
Imunisasi DPT tidak dapat di berikan pada anank-anak yang mempunyai penyakit atau kelainan saraf baik bersifat keturunan atau bukan seperti epilepsy.Menderita kelainan saraf yang betul-betul berat atau habis dirawat karena infeksi otak,anak-anak yang sedang demam/sakit keras yang mudah mendapat kejang dan mempunyai sifat elergi,seperti eksim atau asma.
Ø  PENYIMPANAN
 (pada suhu 2 – 8 0C)
Ø  DALUWARSA ( 2 tahun)
Ø  DOSIS & CARA
   - Imunisasi dasar 0,5 cc diberikan 3 kali / IM dgn interval waktu 4 – 6 minggu
   - Booster 12 bulan kemudian 0,5 cc/IM

Gambar vaksin DPT

v  Imunisasi Polio
Def:Imunisasi yang digunakan  untuk mencegah terjadinya penyakit Poliomelitis yang dapat menyebabkan kelumpuhan pada anak .(kandunagan vaksin polio adalah virus yang dilemahkan)
Ø  Pemberian
Bisa lebih dari jadwal yang ditentukan ,mengingat adanya imunisasi polio Masal atau PiN.Tetapi jumlah dosis yang berlebihan tidak ada istilah overdosis dalam imunisasi.
Ø  Usia Pemberian
Waktu pemberian polio adalah umur bayi 0-11 bulan atau saat lahir (0 bulan),dan berikutnya pafda usia 2 bulan,bayi 4 bulan dan 6 bulan kecuali saat lahir ,pemberian vaksin polio selalu dibarengi dengan vaksin DPT.
Ø  Cara Pemberian
Caranya melalui oral/mulut(oral polio Myliitis Vaccine/Opv)Diluar negeri cara pemberian imunisasi polio ada melalui suntikan.
Ø  Efek Samping
Hamper tidak ada efek samping hanya sebagian kecil saja yang mengalami pusing,diare ringan dan sakit otot.Kasusnya pun sangat jarang.
Ø  Kontra Indikasi
Sebaiknya pada anak dengan diare berat atau sedang sakit parah,seperti demam tinggi(diatas 80 c)ditangguhkan.Pada anak yang menderita penyakit gangguan kekebalan tidak diberikan imunisasi polio.Demikian juga penyakit HIV/AIDS,penyakit kanker atau keganasan sedang menjalani pengobatan steroid dan pengobatan radiasi umum,untuk tidak diberikan imunisasi polio.

Ø  KEMASAN
    Vial berisi 1 CC (10 dosis) dan 2 cc ( 20 dosis)
Ø  DALUWARSA
    - tgntg dari penyimpanan, disimpan di – 20 oC tahan sampai 2 tahun, suhu 2 – 8 0C tahan spi 6 bulan
Ø  DOSIS & CARA
    - Satu dosis 2 tts (0,1 cc) utk imunisasi dasar diberikan 3- 4 kali /dosis dg masa 4 – 6 mg , imunisasi ulangan 1 & 3 th kemudian 1 dosis




Gambar vaksin polio
 
Cara pemberian polio
 
v  Imunisasi Campak
Def:Imunisasi yang diberikan untuk menimbulkan kekebalan aktif terhadap penyakit campak (morbili/measles).(kandunagan vaksin campak ini adalah virus yang dilemahkan).
Ø  Pemberian Imunisasi
Frekuensi pemberian imunisasi campak adalah 1kali
Ø  Usia Peberian Imunisasi
Imunisasi campak diberikan 1kali pada usia 9bulan dianjurkan pemberiannya sesuai jadwal.Selain karena antibody dari ibu sudah menurun diusia bayi 9 bulan,penyakit campak pada umumnya menyerang pada anak usia balita jika sampai usia 12 bulan anak belum mendapatkan imunisasi campak,maka pada usia 9 bulan ini anak harus imunisasi MMR (Measles Mumps Rubella).


Ø  Cara pemberian
Melalui subkutan
Ø  Efek Samping
Biasa tidak terjadi reaksi akibat imunisasi.Mungkin terjadi demam ringan dan terdapat efek kemerahaan/bercak merah pada pipi bawah telinga pada hari ke 7-8 hari setelah penyuntikan.Kemungkinan juga terdapat pembengkakan pada tempat penyuntikan.

Ø  Kontra indikasi
o   Dengan penyakit akut yang disertai demam
o   Dengan penyakit gangguan kekebalan
o   Dengan penyakit kekebalan
o   Denagan penyakit TBC tanpa kekebalan
o   Denagan kekurangan gizi berat
o   Dengan penyakit keganasan
o   Dengan kerentahan tinggi terhadap protein telur,kenamisin dan eritromisin(antibiotik)
Ø  PENYIMPANAN (Dlm lemari es 2 – 8 0C lebih baik di suhu  - 200C vaksin harus dihindari dari sinar      matahari
Ø  DALUWARSA (  2 tahun)
Ø  DOSIS DAN CARA (diberikan pada anak mulai umur 9 bulan dg dosis 0,5 cc / SC setelah dilarutkan, Pada keadaan wabah imunisasi dapat diberikan mulai umur 6 bulan dan diulang 6 bln kemudian dg dosis 0,5 cc/S
Ø  REAKSI SAMPING
  Diare, Ruam, Konjungtivitis, walaupun jarang mungkin timbul kejang demam, ensefalitis,
Ø  KONTRA INDIKASI
-Infeksi akut yg disertai demam
    -Defisiensi imunologi
   -Mdpt pengobatan intensif yg     bersifat imunosupresif
Ø  KEMASAN
 (berisi 10 dosis dg pelarut 5 ml)

Gambar vaksin campak
 

Cara penyuntikan imunisasi campak
 
v  Hepatitis B
Ø  SUSUNAN
  Setiap I ml mgd Hept B antigen (HBsAg) DNA rekombinan 10,0mcg, Alumunium Hidroksida gel 0,5 mcg, thiomersal/pengawet 0,01%, lar natrium Klorida isotonik 1 ml


Ø  DOSIS & CARA
 Imunisasi dasar  Bln ke 0, 1 dan 6 atau 0,1 dan 2 dosis 0,5 ml (0-10 thn) dan 1 ml( > 10 thn) jarak HB 2 ke 3 minimal 1 bulan. Penyuntikan I M
 Imunisasi ulangan : setiap tahun .
Ø  Kontra indikasi
Secara umum (berlaku untuk semua vaksin):
alergi  terhadap vaksin (setelah vaksinasi pertama timbul reaksi alergi, bahkan sampai syok),
alergi  terhadap zat lain yang terdapat di dalam vaksin (antibiotika yang terdapat di dalamvaksin, pengawet , dll),
sakit sedang atau berat, dengan atau tanpa demam (sakit akut ringan dengan atau tanpa demam bukan indikasi kontra imunisasi)
Gambar Vaksin hepatitis B
 
v  MMR
Ø  Diberikan umur 15-18 bulan’
Dosis satu kali 0,5 ml sub cutan
Diberikan minimal 1 bln sebelum atau setelah imunisasi lain
Jika anak tlh mendapatkan imunisasi MMR 12 – 18 bln, imunisasi campak ke 2 tdk diberikan
MMR ulangan 10 – 12 tahun atau 12 – 18 th

Ø  Secara khusus (untuk beberapa vaksin)
w  Imunodefisiensi (keganasan darah atau tumor padat, imunodefisiensi kongenital, terapi dengan obat-obatan yang menurunkan daya tahan tubuh seperti kortikosteroid (prednisone, metal prednisolon) jangka panjang.--> imunisasi polio oral, MMR, varisela
w  Infeksi HIV (polio oral dan varisela) atau kontak HIV serumah (polio oral)
w  Imunodefisiensi (gangguan kekebalan tubuh) penghuni rumah à polio oral
w  Kehamilan à MMR, Varisela (tapi bila ibunya yang hamil, tidak apa-apa bila anaknya diimunisasi)  
v  HiB
Ø  2 jenis vaksin : Act Hib dan Pedvax Hib
Ø  Imunisasi dasar untuk Act Hib diberikan umur 2,4, dan 6 bln, untuk Pedvax Hib diberikan pd umur 2 dan 4 bln, dosis ke 3 ( 6 bln ) tidak diperlukan.
Ø  Jika anak datang diatas 1 th, Vaksin Hib hanya diberikan 1 kali
Ø  Satu dosis 0,5 ml, diberikan secara IM
Jadwal Pemberian Imunisasi Wajib
UMUR
VAKSIN
1 bulan
Hepatitis B-1, BCG, OPV-1 (oral polio vaccine)
2 bulan
Hepatitis B-2, DPT-1, OPV-2
3 bulan
DPT-2, OPV-3
4 bulan
DPT-3, OPV-4
7 bulan
Hepatitis B-3
 > 6 bulan
Campak


 Jenis Vaksin
 Umur Pemberian Vaksinasi
 Bulan
 Tahun
 LHR
 1
 2
 3
 4
 5
 6
 9
 12
 15
 18
 24
 3
 5
 6
7
10
12
 18
 B C G
    1 Kali















 Hepatitis B
 1
 2

















 Polio


 1

 2

 3



 4

 5





 D P T


 1

 2

 3



 4

 5


 6 (td)
 7 (td)
 Campak







 1





 5



 Hib


 1

 2

 3


 4








 Pneumokokus


 1

 2

 3

 4









 Influenza






 Diberikan 1 kali dalam 1 tahun
 Varisela








 1 kali
 M M R









 1



 2



 Tifoid











 Setiap 3 tahun
 Hepatitis A











 2 kali - interval 6-12 bulan
 H P V
















 3 kali




Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)
w  KIPI : semua kejadian sakit & kematian yg terjadi dlm masa 1 bulan stlh imunisasi
w  Pada keadaan tertentu, lama pengamatan mencapai masa 42 hari.






w  Etiologi KIPI
w  Kesalahan program/teknik pelaksanaan
        Dosis antigen
        Lokasi & cara penyuntikan
        Sterilisasi semprit & jarum suntik
        Jarum bekas pakai
        Tindakan aseptik & antiseptik
        Kontaminasi vaksin & alat Suntik
        Penyimpanan vaksin
        Pemakaian vaksin sisa
        Jenis & jumlah pelarut
        Tidak memperhatikan petunjuk produsen


Etiologi KIPI (2)
w  Reaksi suntikan
        Trauma tusukan jarum suntik
        Reaksi langsung: Rasa sakit, bengkak & Kemerahan pada daerah suntikan
        Reaksi tidak langsung : rasa takut, mual, pusing sampai sinkope

w  Reaksi Vaksin
w  Faktor kebetulan
w  Penyebab tidak diketahui
Etiologi KIPI (3)
w  Reaksi Vaksin
        Bisa diprediksi terlebih dahulu
        Tercantum dlm kemasan vaksin
        Biasanya ringan
        Reaksi berat: Anafilaksis sistemik dg resiko kematian Imunisasi pada kelompok resiko


w  Anak yg mendapat reaksi simpang pada imunisasi terdahulu

w  laporkan pada Pokja KIPI untuk penanganan segera
w  Bayi berat lahir rendah
        Minimal berat bayi yang akan di imunisasi adalah 2500 gram
w  Pasien imunokompromais

Imunisasi yang diwajibkan
Vaksinasi
Jadwal pemberian-usia
Booster/Ulangan
Imunisasi untuk melawan
BCG
Waktu lahir
--
Tuberkulosis
Hepatitis B
Waktulahir-dosis I
1bulan-dosis 2
6bulan-dosis 3
1 tahun-- pada bayi yang lahir dari ibu dengan hep B.
Hepatitis B
DPT dan Polio
3 bulan-dosis1
4 bulan-dosis2
5 bulan-dosis3
18bulan-booster1
6tahun-booster 2
12tahun-booster3
Dipteria, pertusis, tetanus, dan polio
Campak
9 bulan
--
Campak




Imunisasi yang dianjurkan:
Vaksinasi
Jadwal pemberian-usia
Booster/Ulangan
Imunisasi untuk melawan
MMR
1-2 tahun
12 tahun
Measles, meningitis, rubella
Hib
3bulan-dosis 1
4bulan-dosis 2
5bulan-dosis 3
18 bulan
Hemophilus influenza tipe B
Hepatitis A
12-18bulan
--
Hepatitis A
Cacar air
12-18bulan
--
Cacar air








PENYIMPANAN VAKSIN
 
 



BAB III
Kesimpulan
Keimunan badan kita mempunyai hubungan rapat dengan cara hidup dan pemakanan kita. Jika badan dibekalkan dengan nutrien yang mencukupi dan sesuai, sistem  imun kita dapat diperkuatkan. Produk berkualiti seperti Phyto Greens, jus Aloe Vera, Royal Spora Lingzhi dan teh hijau dapat  meningkatkan daya ketahanan badan kita. Kita dikelilingi oleh virus dan bacteria, oleh itu, adalah amat penting untuk memastikan sistem imun kita berfungsi dengan baik supaya dapat mempertahankan badan dan melawan deri pelbagai  penyakit.

Saran
Agar  dalam penyusunan karya ilmiah ini bisa memberikan manfaat yang besar maka penulis menyarankan:
-          Jaga pola hidup yang sehat agar tidak mudah terserang penyakit.
-          Memperhatikan setiap makanan yang akan dikonsumsi
-          Memelihara lingkungan yang bersih dan sehat.





DAFTAR PUSTAKA
Azwar.2007.Sikap Manusia.Jakarta :ISBN
Abrahan.2008. Kesehatan Ibu dan Anak.Jakarta: PT Rineka cipta
Alimul.2006. ilmu Keperawatan Anak.Jakarta : Salemba Medika
Dinkes Jombang.2011.Data Cakupan Imunisasi. Jombang : Dinas Kesehatan
Dagun.2008. Psikologi Keluarga. Jakarta EGC
Facri Umar.2009. Program Imunisasi di Indonesia. Hhtp/www.info.sehat.com askeb 12 Mei 2011
Maryanti Dwi, Sujianti, Budiarti Tri,2011. Buku Ajar Neonatus, Bayi & Balita. Trans info Media. Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar