Jumat, 12 Juli 2013

Kembar Siam


Pengertian Kembar Siam (kembar dempet)


Bayi kembar siam atau bayi kembar dempet dapat diartikan sebagai suatu kondisi bayi yang dilahirkan dalam keadaan dempet sebagai akibat kegagalan zigot dari bayi kembar identik yang gagal membelah secara sempurna. Istilah bayi kembar siam muncul pertama kali dari pasangan kembar siam Chang dan Eng Bunker (1811-1874) yang lahir di Siam atau Thailand.

Kelahiran bayi kembar siam, biasanya disertai dengan adanya kelainan-kelainan atau ketidaksempurnaan pada tubuhnya, seperti bayi tidak mempunyai dubur, kelainan jantung, dan kelainan-kelainan lainnya bergantung bagian mana yang bersatu. Umumnya, bayi kembar siam mengalami dempet di bagian dada, perut, kepala, dan panggul. Daerah-daerah tersebut sering mengalami pendempetan dikarenakan pada bagian-bagian tersebut pembelahan terjadi secara lambat atau bahkan mungkin telat membelah.

Kelahiran bayi kembar siam memang sangat jarang terjadi, skala kemungkinannya hanya 1 berbanding 100.000 kelahiran. Oleh karena itu, meskipun zaman telah modern, tapi bagi masyarakat, kelahiran bayi kembar siam tetap saja menjadi hal yang aneh dan menghembohkan. Bahkan, ada stigma di masyarakat bahwa apabila bayi lahir dengan kondisi kembar siam, maka harus dilakukan pemisahan. Padahal, di dunia medis tidaklah selalu demikian. Untuk melakukan pemisahan bayi kembar siam, perlu dilakukan penelitian yang serius terhadap bayi tersebut.

Dilakukan pemisahan atau tidak harus disesuaikan dengan kondisi bayi kembar siam tersebut.
Apabila pemisahan memang menguntungkan artinya memberikan nilai kehidupan yang lebih baik pada kedua atau salah satu bayi, maka pemisahan akan dilakukan. Namun, apabila pemisahan justru merugikan atau mengakibatkan kematian kepada kedua atau salah satu bayi, maka sebaiknya pemisahan tidak usah dilakukan. Selain itu, ada banyak faktor yang harus diperhatikan sebelum memutuskan melakukan pemisahan bayi kembar. Faktor-faktor tersebut antara lain:
  1. Bagian tubuh yang bersatu ; Pemisahan pada bayi kembar siam hanya mungkin dilakukan apabila kedua bayi kembar siam masing-masing mempunyai kelengkapan organ-organ tubuh bagian dalam dan pendempetan hanya terjadi di sekitar dada, perut, pinggul, atau kulit kepala. Sementar itu, pada bayi kembar siam yang hanya mempunyai satu organ dalam tidak mungkin dilakukan pemisahan karena akan menyebabkan kematian bagi salah satu atau bahkan keduanya.
  2.  Waktu pemisahan  ; Pemisahan pada bayi kembar siam tidak serta merta dapat dilakukan ketika bayi dilahirkan. Umumnya, pemisahan baru dapat dilakukan setelah melihat perkembangan sang bayi selama 6 sampai 12 bulan.
  3. Kondisi kesehatan ; Faktor lain yang sangat penting adalah kondisi kesehatan bayi kembar. Pemisahan pada bayi kembar siam baru dapat dilakukan apabila kedua bayi mempunyai kesehatan yang prima. Hal ini perlu dijadikan pertimbangan untuk menghindari semakin melemahnya daya tahan tubuh pasca operasi atau rentan terkena infeksi berbagai penyakit yang lain.
Faktor-faktor Penyebab TerjadinyaBayi Kembar Siam (kembar dempet)

Meskipun dunia medis belum dapat memastikan sebab-sebab utama terjadinya bayi kembar, namun ada dugaan faktor-faktor di bawah ini dapat menyebabkan terjadinya bayi kembar siam.
  1. Genetik. ; Penggunaan obat penyubur kehamilan.Seorang ibu hamil mengonsumsi obat penyubur dengan tujuan agar indung telur dapat matang dengan sempurna. Namun, pematangan indung telur karena obat penyubur ternyata dapat menghasilkan sel telur lebih dari satu, bisa empat bahkan enam. Jika ada sperma yang dapat membuahi sel-sel telur tersebut secara bersamaan, maka ditenggarai dapat menyebabkan terjadinya kembar siam.
  2. Gizi ; Kekurangan asupan gizi yang tidak sesuai selama masa kehamilan dapat menjadi salah satu penyebab terjadinya kembar siam. Dengan tidak bermaksud menyinggung siapa pun, namun faktanya di Indonesia, bayi kembar siam lebih banyak dilahirkan oleh keluarga yang kurang mampu
  3. Pola makan ; Pola makan yang tidak teratur dan asal kenyang menjadi salah satu dugaan terjadinya bayi kembar siam di dalam tubuh.
Proses Terjadinya Bayi Kembar Siam (kembar dempet)

Sebelumnya telah diuraikan bahwa bayi kembar siam terjadi karena adanya pembelahan zigot yang tidak sempurna sehingga telat mengalami pembelahan dan kedua zigot kembar identik tidak memisah. Meskipun belum ada fakta ilmiah yang mengatakan mengapa bisa terjadi keterlambatan dalam pembelahan sel. Berikut ini diuraikan tentang proses terjadinya bayi kembar.

Secara ilmiah, terjadinya bayi kembar siam diakibatkan oleh adanya kelainan pada saat proses pembuahan sel telur oleh sperma pada awal kehamilan. Dalam keadaan yang normal, satu sel telur dibuahi oleh satu sperma dan tumbuh menjadi satu janin. Apabila zigot mengalami pembelahan secara sempurna dalam masa 6 jam sampai 12 hari setelah adanya pembuahan, maka akan terbentuk dua janin yang identik dan terpisah secara normal. Namun, apabila pembelahan sel terlambat dari 12 hari setelah masa pembuahan, maka besar kemungkinan terjadinya bayi kembar siam. Hal ini disebabkan pembelahan sel setelah hari ke-12 di dalam rahim hanya tumbuh satu ketuban dan satu plasenta. Hal ini disebabkan karena adanya pembelahan yang terlambat.

Akibatnya, akan terjadi pelekatan organ pada kedua janin. Adapun organ-organ yang mengalami pelekatan, bergantung pada sel mana yang mengalami keterlambatan pembelahan, apakah pada bagian eksoderm seperti pada kulit, hidung, atau telinga, bagian mesoderm seperti bagian otot, tulang, atau saraf, atau bagian endoderm seperti bagian hati, jantung, atau paru-paru. Meskipun demikian, pada umumnya bayi kembar siam mengalami pendempetan di bagian  dada sebanyak 40%, perut 35%, kepala 12%, dan panggul 10%.

Jenis-jenis Bayi Kembar Siam (kembar dempet) dan Beberapa Contoh Kasus

Bayi kembar siam dibedakan ke dalam beberapa jenis berdasarkan pelekatan bagian tubuhnya, yaitu:
  • Thoracopagus, yaitu jenis kembar siam yang mengalami pelekatan di bagian dada (thorax). Biasanya, kembar siam jenis ini hanya mempunyai satu jantung sehingga harapan untuk hidup sangat rendah.
  • Omphalopagus, yaitu jenis kembar siam yang mengalami pelekatan di bagian bawah dada. Biasanya, kembar siam jenis ini sudah mempunyai jantung masing-masing, namun organ-organ lain seperti hati, sistem pencernaan, sistem pernapasan, sistem reproduksi, dan lain-lain hanya ada satu.
  • Xiphopagus, yaitu kembar siam yang sudah memiliki dua tubuh secara utuh, namun mengalami pendempetan pada bagian belakang.
  • Cephalopagus, yaitu kembar siam yang sudah memiliki dua tubub secara utuh, namun mengalami pendempetan di bagian kepala. Umumnya, kembar jenis ini mempunyai harapan hidup yag rendah karena adalanya kelainan otak yang serius.
  • Cephalothoracopagus, yaitu kembar siam yang mengalami pendempetan di bagian kepala dan dada. Jenis kembar siam ini umumnya tidak mempunyai harapan hidup.
  • Craniopagus, yaitu bayi kembar siam yang mengalami pendempetan di bagian tengkorak dengan tubuh yang terpisah.
  • Craniopagus parasiticus, yaitu kembar siam yang memiliki dua kepala, namun kepala yang satu tidak mempunyai tubuh. Islam dan Manar Maged merupakan contoh kembar siam jenis ini.
  • Dicephalus dibrachius, tribrachius, atau tetrabrachius yaitu kembar siam yang memiliki dua kaki, dua, tiga, atau empat tangan. Abigail dan Brittany Hansel dari Amerika Serikat adalah contoh kembar siam jenis ini.
  • Ischiopagus, yaitu kembar siam interior yang bersatu di bagian bawah tubuh.
  • Ischio-omphalopagus, yaitu kembar siam yang bersatu dengan tulang belakang membentuk huruf Y, mempunyai empat lengan, dua atau tiga kaki, satu sistem reproduksi dan satu sistem pembuangan. Masha dan Dasha Krivoshlyapova dari Rusia merupakan contoh kembar siam jenis ini.
  • Parapagus, yaitu kembar siam yang bersatu di bagian bawah tubuh, namun hanya mempunyai satu jantung.
  • Diprosopus¸ yaitu kembar siam yang memiliki satu kepala dengan dua wajah pada arah yang berlawanan.

Bagaimanapun, terjadinya kembar siam merupakan sesuatu yang tidak diinginkan oleh siapa pun. Oleh karena itu, tidak ada salahnya jika kita melakukan beragam tindakan preventif selama masa kehamilan, di antaranya dengan semakin mendekatkan diri kepada Tuhan, melakukan pola hidup sehat, dan tindakan preventif lainnya. Lalu, bagaimana dengan bayi-bayi yang terlahir siam? Tentunya itu pun bukan pilihan mereka. Hak untuk hidup harus diberikan kepada mereka dengan kasih sayang yang tak berbeda dari bayi-bayi normal lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar