KONSEP DASAR
ASUHAN KEHAMILAN
1. PHILOSOFI ASUHAN
KEHAMILAN
2. LINGKUP
ASUHAN KEHAMILAN
Untuk bisa membantu seorang ibu melalui kehamilan dan persalinan yang sehat, bidan harus:
1. Membantu ibu dan keluarganya untuk mempersiapkan
kelahiran dan kedaruratan yang
mungkin
terjadi :
a. Bekerja sama dengan ibu,
keluarganya dan masyarakat untuk mempersiapkan suatu rencana kelahiran,
termasuk mengidentifikasi seorang penolong dan tempat bersalin, serta
merencanakan tabungan untuk nenpersiapkan biaya persalinan.
b. Bekerja sama dengan ibu,
keluarganya dan masyarakat untuk mempersiapkan suatu rencana bila terjadi
komplikasi, meliputi:
•
Mengidentifikasi kemana harus pergi dan bentuk transfortasi untuk mencapai
tempat
tersebut.
•
Membuat rencana penyediaan donor darah.
•
Mengadakan rencana persiapan finansial.
•
Mengidentifikasi seorang pembuat keputusan kedua bila pembuat keputusan pertama
tidak
ada di tempat.
2. Mendeteksi dan mengobati komplikasi-komplikasi
yang timbul selama kehamilan, baik yang
bersifat
medis, bedah atau obstetrik.
3. Meningkatkan dan memelihara kesehatan fisik,
mental dan sosial ibu serta bayi dengan
memberikan
pendidikan, suplemen dan immunisasi.
4.
Membantu mempersiapkan ibu untuk menyusui bayi, melalui masa nifas yang normal,
serta
menjaga kesehatan anak secara fisik, psikologis dan sosial.
3. PRINSIP POKOK ASUHAN KEHAMILAN
1.
Memahami bahwa kelahiran anak adalah suatu proses
alamiah dan fisiologis.
2. Menggunakan cara-cara yang
sederhana, non-interventif sebelum berpaling ke teknologi.
3. Aman, berdasarkan fakta,
dan memberi konstribusi pada keselamatan jiwa ibu.
4. Terpusat pada ibu, bukan
terpusat pada pemberi asuhan kesehatan/lembaga (sayang ibu).
5. Menjaga privasi serta kerahasiaan
ibu sejauh mungkin.
6. Membantu ibu agar merasa
aman, nyaman, dan secara emosional didukung?
7. Memastikan bahwa kaum ibu
mendapatkan informasi, penjelasan dan konseling yang cukup.
8. Mendorong para ibu dan
keluarga agar menjadi peserta aktif dalam membuat keputusan setelah mendapat
penjelasan mengenai pengasuhan mereka.
9. Menghormati
praktek-praktek adat, dan keyakinan agama mereka.
10. Memantau kesejahteraan
fisik, psikologis, spiritual dan sosial ibu/keluarganya selama masa kelahiran
anak.
11. Memfokuskan perhatian pada
peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.
4. SEJARAH
ASUHAN KEHAMILAN
Pada suatu masa dalam
sejarah evolusi manusia di dunia terdapat kepercayaan di antara semua bangsa
bahwa kehidupan manusia serta alam di sekitarnya di kuasai oleh kekuatan-kekuatan
gaib. Kekuatan-kekuatan ini dapat mempunyai pengaruh baik atau buruk atas
keselamatan manusia, termasuk kesehatannya; oleh karena itu, orang yang sakit
serta keluarganya berdaya-upaya dengan berbagai jalan, agar pengaruh yang
membahayakan dapat disingkirkan dari lingkungan orang yang sedang menderita.
Dalam sejarah manusia terdapat peradaban-peradaban,
diantaranya di Yunani dan Romawi, di India, dan di Tiongkok, dimana praktek
kedokteran sudah mencapai tingkat yang tinggi. Tanpa mengurangi jasa-jasa orang
lain yang telah memajukan teori dan praktek kedokteran, perlu disebut nama
Hippocrates yang hidup dari tahun 460 sampai 377 sebelum Masehi dan yang
dianggap sebagai Bapak ilmu kedokteran.
Sedangkan para dokter pria menjalankan praktek
kedokteran terhadap beraneka ragam penyakit, pertolongan pada wanita-wanita
dalam masa kehamilan dan saat persalinan hampir seluruhnya diserahkan kepada
wanita-wanita penolong bersalin. Hanya bilamana timbul kesulitan yang tidak
dapat mereka atasi, barulah diminta bantuan tenaga-tenaga pria, yang karena
kebanyakan diantara mereka tidak mempunyai pengetahuan dan pengalaman khusus
dalam bidang kebidanan umumnya tidak dapat memberi pertolongan yang sempurna.
Wanita-wanita yang memberi pertolongan pada
kehamilan dan persalinan, kecuali mereka yang hidup dalam zaman Yunani dan
Romawi, umumnya tidak mempunyai pengetahuan banyak tentang kebidanan. Mereka
memperoleh pengetahuannya dari penolong-penolong bersalin lain yang menjadi
gurunya dan dari apa yang mereka alami dalam praktek sehari-hari. Kiranya
mereka dapat disamakan dengan dukun bayi di negeri kita.
Walaupun para dokter pria pada umumnya tidak
melakukan praktek dalam bidang kebidanan, namun diantara mereka terdapat
orang-orang yang menaruh perhatian besar terhadap fisiologi dan patologi
kehamilan dan persalinan. Termasuk diantaranya Hippocrates, Soranus, Rufus,
Galenus, Celsus, dan lain-lain.
5. TUJUAN
ASUHAN KEHAMILAN
Untuk memfasilitasi hasil
yang sehat dan positif bagi ibu maupun bayinya dengan cara membina hubungan
saling percaya dengan ibu, mendeteksi komplikasi-komplikasi yang dapat
mengancam jiwa, mempersiapkan kelahiran, dan memberikan pendidikan.
6. REFOCUSING ASUHAN
KEHAMILAN
7. STANDAR
ASUHAN KEHAMILAN
Terdapat enam standar dalam standar pelayanan ante
natal seperti berikut ini:
1.
Standar 3: Identifikasi ibu hamil
Pernyataan standar:
Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi
dengan masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan memotifasi
ibu, suami dan anggota keluarganya agar mendorong ibu untuk memeriksakan
kehamilannya sejak dini dan secara teratur
2. Standar 4: Pemeriksaan dan pemantauan
Pernyataan standar:
Bidan memberikan sedikitnya 4 kali pelayanan ante
natal. Pemeriksaan meliputi anamnesis dan pemantauan ibu dan janin dengan
seksama untuk menilai apakah perkambangan berlangsung normal. Bidan juga harus
mengenal kehamilan risti/kelainan, khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi,
PMS/infeksi HIV; memberikan pelayanan imunisasi, nasehat dan penyuluhan
kesehatan serta tugas terkait lainnya yang diberikan oleh puskesmas. Mereka
harus mencatat data yang tepat pada setiap kunjungan. Bila ditemukan kelainan,
mereka harus mampu mengambil tindakan yang diperlukan dan merujuknya untuk
tindakan selanjutnya.
3. Standar 5: Palpasi abdominal
Pernyataan standar:
Bidan melakukan
pemeriksaan abdominal secara seksama dan melakukan palpasi untuk memperkirakan
usia kehamilan; serta bila umur kehamilan bertambah memeriksa posisi, bagian
terendah janin dan masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul, untuk mencari
kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu.
4.
Standar 6: Pengelolaan anemia pada kehamilan
Pernyataan standar:
Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan,
penanganan dan/atau rujukan semua kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
5.
Standar 7: Pengelolaan dini hipertensi pada
kehamilan
Pernyataan standar:
Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan
darah pada kehamilan dan mengenali tanda serta gejala preeklamsi lainnya, serta
mengambil tindakan yang tepat dan merujuknya.
6.
Standar 8: Persiapan persalinan
Pernyataan standar:
Bidan memberikan saran yang tepat pada ibu hamil,
suami serta keluarganya pada trimester ketiga, untuk memastikan bahwa persiapan
persalinan yang bersih dan aman serta suasana yang menyenangkan akan direncanakan
dengan baik, di samping persiapan transportasi dan biaya untuk merujuk, bila
tiba-tiba terjadi keadaan gawat darurat. Bidan hendaknya melakukan kunjungan
rumah untuk hal ini.
8. TIPE
PELAYANAN ASUHAN KEHAMILAN
9. HAK-HAK
WANITA HAMIL
Petugas kesehatan harus
menyadari hak-hak ibu ketika menerima layanan asuhan kehamilan, yaitu:
- Setiap
perempuan/ibu penerima asuhan mempunyai hak mendapatkan keterangan mengenai
kesehatannya.
- setiap
perempuan/ibu mempunyai hak mendiskusikan keprihatinannya di dalam lingkungan
di mana ia
merasa percaya.
- Setiap
perempuan/ibu harus mengetahui sebelumnya jenis proseduyangakandilakukan.
- Prosedur
harus dilaksanakan di dalam suatu lingkungan (misalnya kamar bersalin) supaya
hak ibu
untuk mendapatkan privasi dihormati.
- Setiap
perempuan/ibu harus dibuat senyaman mungkin ketika menerima layanan.
- Setiap
perempuan/ibu mempunyai hak untuk mengutarakan pandangan dan pilihannya
mengenai
layanan yang diterimanya.
10. TENAGA
PROFESIONAL ( Asuhan kehamilan)
Bidan adalah suatu profesi yang dinamis. Berhubung
perubahan-perubahan terjadi begitu cepat, maka para bidan harus terus menerus
memperbaharui keterampilannya serta harus meningkatkan pengetahuannya menjadikan bidan praktek
harus kompeten dalam pengetahuan dan keterampilan yang seharusnya.
11. PERAN dan
TANGGUNG JAWAB BIDAN dalam ASUHAN
KEHAMILAN
Adalah:
-
Menjaga agar pengetahuannya tetap up-to-date, terus mengembangkan
pengetahuan, ketarampilan dan kemahirannya agar bertambah luas serta mencakup
semua aspek dari peran seorang bidan.
-
Mengenali batas-batas pengetahuan, keterampilan pribadinya dan tidak
berupaya melampaui wewenangnya dalam praktek klinik.
-
Menerima tanggung jawab untuk mengambil keputusan serta konsekuensi dari
keputusan tersebut.
-
Berkomunikasi dengan pekerja kesehatan profesional lainnya (bidan, dokter
dan perawat ) dengan rasa hormat dan martabat.
-
Memelihara kerja sama yang baik dengan staf kesehatan dan Rumah sakit
pendukung untuk memastikan sistem perujukan yang optimal.
-
Kegiatan memantau mutu ; yang bisa mencakup penilaian sejawat, pendidikan
berkesinabungan, kaji ulang kasus-kasus, dan audit maternal/perinatal.
-
Bekerja sama dengan masyarakat dimana ia berpraktek meningkatkan akses
dan mutu asuhan kesehatan
-
Menjadi bagian dari upaya untuk meningkatkan status wanita serta kondisi
hidup mereka serta menghilangkan praktek-praktek kultur yang sudah terbukti
merugikan kaum wanita.
12. ISSUE
TERKINI DALAM ASUHAN KEHAMILAN
Menurut WHO agar setiap
wanita hamil mendapatkan paling sedikit empat kali kunjungan selama pweriode
ante natal:
-
1 kali kunjungan selama trimester
pertama ( sebelum usia kehamilan 14 minggu)
-
1 kali kunjungan selama trimester
ke dua (usia kehamilan antara 14-28
minggu)
-
2 kali kunjungan selama trimester
ketiga ( usia kehamilan antara 28-36 minggu dan sesudah usia kehamilan 36
minggu).
Suntikan tetanus toxoid (
T T ) diberikan 5 kali seumur hidup, dapat dimulai anak wanita usia 12 tahun
atau dimulai dari caten / wanita hamil.
dalam praktik kehamilan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar